Bab 52 | Pelarian Tanpa Ujung

2406 Kata

Pintu kamar itu sudah tertutup rapat, dengan tubuh Rayyan yang luruh bersimpuh di baliknya, tubuhnya gemetar, perlahan air mata yang sejak tadi mendesak jatuh bercucuran. Dia mencengkeram kuat dadanya lalu menjambak rambutnya frustasi. Dari semua pengalaman putus cinta yang pernah dia alami, Rayyan tidak pernah merasa sehancur dan sesakit ini. Dia seolah tidak bisa melakukan apa pun, bahkan untuk sekedar menenangkan dirinya sendiri, apalagi marah dan berteriak atas kejahatan yang Rayya lakukan. Dia terlalu mencintai wanita itu, Rayyan tidak ingin kehilangannya bahkan setelah semua fakta yang dia dapatkan jika Rayya tidak mencintainya sedikit pun, jika semuanya palsu selama ini, termasuk cinta yang penuh manipulatif itu. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Rayya bermain peran dengan begi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN