Pagi yang mulai terasa familiar bagi Rayya, dia terbangun karena gejolak hebat di perutnya, membuatnya langsung terjaga seketika dengan pening yang ikut menyerangnya. Langkahnya sedikit terhuyung menuju kamar mandi dengan tangan yang membekap mulutnya. "Huwek ... Uhuk ... Uhuk ... Aghhh ...." Muntah hebat itu kembali dia rasakan setiap pagi, dia bersimpuh di depan closet untuk memuntahkan seluruh isi perutnya. Rayyan pun langsung ikut terjaga dan berlari menyusul Rayya ke kamar mandi, dengan tatapan cemas dia memijit lembut tengkuk Rayya dan membantu wanita itu untuk berdiri. Rayyan yang membasuh mulutnya dan membopong Rayya keluar dari kamar mandi, namun baru juga kembali mencapai ranjang, perutnya kembali bergejolak. Melihat itu membuat Rayyan ikut merasa tersiksa. Andai d