Bab 100 | Sumber Kebahagiaan

2229 Kata

Dokter Tania menatap bergantian pada pasangan suami istri yang wajahnya sama-sama menuntut jawab padanya. Namun beliau lebih fokus pada ekspresi si suami yang wajahnya terlihat semakin menyimpan beban, padahal dia belum mengatakan apa pun. Bukannya lekas menjawab tanya sang pasien, Dokter Tania justru asik berspekulasi di kepalanya. Akan setertekan apa Rayyan jika seandainya Rayya hamil kembar? Rasanya yang akan lebih kesakitan justru Rayyan alih-alih Rayya yang pasti bahagia menyambut anak kembarnya sekali pun tubuh wanita itu nantinya akan semakin melemah. Ah, membayangkan saja Dokter Tania langsung merasa nelangsa, kasihan sekali si pria malang yang cinta mati pada istrinya itu, masa lagi-lagi harus hidup dalam bayang-bayang takut kehilangan sang istri? “Dok?” Rayyan kembali m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN