Tubuh dan pikirannya yang semakin tidak karuan membuat Rayya merasa keadaannya tidak membaik sama sekali. Dia meringkuk karena merasa kedinginan, padahal saat menyentuh leher dan kening, tangannya langsung tersengat akan rasa panasnya. Matanya memang terpejam, namun kepalanya sibuk memikirkan skenario pertemuan dengan Ivanka Alastair. Mungkinkah mama pria itu meminta Rayya untuk meninggalkan Rayyan? Bahkan matanya terasa perih karena sudah lelah dan mengantuk namun tetap tidak mau terpejam. Hatinya terus berdenyut sakit, seperti ada tangan tak kasat mata yang meremat-rematnya di dalam sana. Bayangan akan perpisahannya dengan Rayyan justru menari-nari di kepalanya. Rayya tidak ingin berpisah dengan Rayyan, membayangkan dia hidup tanpa Rayyan saja hatinya langsung meraung kesakit