Bab 80 | Keajaiban yang Dinanti

1815 Kata

Air mata Rayyan semakin jatuh tak tertahan, dia menatap dengan rasa yang membuncah pada Rayya yang menatap begitu lekat ke arahnya meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya. “Sayang … Kamu bisa mendengar Abang, kan? Jika sulit untuk bicara …. tolong kedipkan mata … Atau beri tanda apa pun itu, untuk menampar Abang jika semua ini adalah nyata. Kamu yang menatap Abang dengan mata indah itu benar-benar nyata. Tolong.” Rayyan tergugu lagi, dan saat itulah Rayya mengedipkan matanya satu kali, dan saat dia kembali membuka mata, air matanya justru ikut jatuh. Rayyan tersenyum dengan d**a yang bergemuruh, dia mengecup kening Rayya dan terus menggumamkan terima kasih. Perawat dan dokter masuk tergesa begitu mendengar alarm monitor berubah pola. Dokter langsung memeriksa pupil, refleks

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN