Bab 84 | Masa Depan yang Kuinginkan

2948 Kata

Rayyan berdiri di sana sambil mengepalkan tangan memberi tanda semangat ke arah Rayya. Senyumnya begitu memukau dan itu membuat wajahnya terlihat semakin menawan. Fisioterapis sudah bersiap di belakang Rayya, satu tangan memegang sabuk pelindung di pinggangnya, berjaga kalau sewaktu-waktu lutut itu lemas lagi. Rayya menatap lurus ke depan, ke arah Rayyan yang berdiri menanti hanya sekitar dua meter jauhnya. Bagi orang normal, itu hanyalah jarak yang tidak seberapa, namun bagi kakinya yang telah lama lupa cara menopang beban, jarak itu terasa begitu jauh dan melelahkan. Rayya selalu ketakutan jika sudah mulai terapi berjalan, karena selain menyiapkan fisik, dia juga perlu menyiapkan mental untuk gagal. Di antara semua terapi yang dia jalani, rasanya terapi jalan adalah terapi yang p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN