Conradinez berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya seraya menunggu kedatangan Mikaila yang hingga saat ini belum tiba juga. Walau Celine telah memberitahunya kalau Mikaila tidak akan datang, tapi ia tak putus harapan sebelum hari ini berakhir. Karena ia tahu Mikaila, wanita itu pasti akan datang jika mendengar kabar kalau ia sakit.
Dan ya, ini semua memang hanya rencananya. Ia memberitahu Celine untuk mengatakan pada Mikaila bahwa ia sakit agar wanita itu mau menemuinya. Jika Mikaila tak mau menemuinya, maka ia akan membuat wanita itu yang mendatanginya dengan sukarela.
Tapi kini ia ragu kalau Mikaila akan datang untuknya. Karena seperti yang dikatakan oleh Celine tadi, kalau suara Mikaila terdengar sangat acuh saat mendengar bahwa ia sakit. Ia lantas memutuskan untuk duduk di sofa untuk mengurangi perasaan gugupnya tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu.
Namun tak lama kemudian, ia kembali berdiri dan berjalan mondar-mandir karena tak tahan. Entah kenapa ia segugup ini sekarang.
“Apa aku berbaring di tempat tidur saja?” Tanya Conradinez pada dirinya sendiri.
“Ah, benar. Lebih baik aku berbaring saja” Gumam Conradinez kemudian segera berbaring di tempat tidur lalu menyelimuti tubuhnya.
“Tapi kapan dia akan datang?” Tanya Conradinez lagi. Tak lama setelahnya, pintu terbuka membuat Conradinez segera berpura-pura untuk tidur.
“Con” Panggilan yang berasal dari Delwyn tersebut lantas membuat Conradinez mendengus kesal. “Kau sakit?” Tanya Delwyn seraya mendekati Conradinez.
“Tidak” Jawab Conradinez.
“Lalu kenapa kau pakai selimut di siang hari seperti ini?” Tanya Delwyn bingung.
“Jangan hiraukan aku. Ada apa kau ke sini?” Tanya Conradinez.
“Aku ingin pinjam sepatumu” Jawab Delwyn.
“Kau ‘kan bisa beli sendiri. Kenapa harus pinjam punyaku?” Tanya Conradinez.
“Ini darurat. Aku tak sempat beli sekarang” Jawab Delwyn.
“Ya sudah, ambil dan segeralah pergi dari sini” Pintah Conradinez.
“Ok” Seru Delwyn kemudian segera mengambil sepatu Conradinez di walk in closet. “Sepatumu akan kukembalikan setelah aku kembali dari London” Teriaknya seraya berjalan keluar dari kamar Conradinez.
“Sepertinya dia tidak akan datang” Gumam Conradinez seraya menghela nafas. Pasalnya, ia telah menunggu sejak pagi tapi Mikaila belum datang juga sampai sekarang. Baru saja ia hendak beranjak dari tempatnya, tiba-tiba pintu kamarnya kembali terbuka.
“Con” Seruan itu membuat Conradinez terkejut. Itu adalah suara Mikaila. Tanpa bergerak di tempatnya, Conradinez menunggu Mikaila untuk menghampirinya.
“Con, kudengar kau...” Ucapan Mikaila terhenti saat melihat Conradinez yang tampak baik-baik saja. Keningnya lantas mengerut seraya menatap bingung pada pria itu. “Kamu... Baik-baik saja?” Tanyanya.
“Mik” Ucap Conradinez seraya bangun dari tidurnya. Tak ada lagi alasan baginya untuk tetap berbaring.
“Kamu berbohong?” Tanya Mikaila tepat sasaran. “Kamu juga berbohong pada Mama?” Tanyanya lagi.
“Bukan begitu, Mik. Aku melakukan ini untuk bisa bertemu denganmu” Ucap Conradinez.
“Aku tak percaya kamu selicik ini, Con” Ujar Mikaila seraya menatap kesal pada Conradinez. “Aku segera datang ke sini saat waktu istirahat tiba untuk melihat keadaanmu. Tapi apa? Kamu pembohong” Serunya.
“Ya, aku memang pembohong. Tapi itu semua kulakukan untuk bisa bertemu denganmu. Aku ingin menjelaskan apa yang kamu lihat waktu itu” Ucap Conradinez.
“Ini adalah terakhir kalinya aku bertemu denganmu” Putus Mikaila kemudian pergi dari sana. Namun belum sempat ia beranjak, Conradinez lebih dulu menahan tangannya.
“Dengarkan penjelasanku dulu, Mik” Ucap Conradinez.
“Untuk apa aku mendengar penjelasan seorang pembohong?” Sindir Mikaila kemudian melepas pegangan tangan Conradinez lalu pergi dari sana. Conradinez pun tak tinggal diam di tempatnya, ia lantas segera mengejar Mikaila.
“Mika” Panggilan itu membuat Mikaila yang hampir mencapai teras berhenti. Begitu pula dengan Byll yang berada di tangga. Keduanya lantas menatap Macy yang datang dari taman.
“Mika, ada apa ke sini? Mau bertemu Con atau El?” Tanya Macy.
“Aku mau ketemu Con, Aunty” Jawab Mikaila.
“Lalu kenapa kamu berada di sini. Kalau tidak salah tadi Con ada di kamarnya” Ucap Macy.
“Kami sudah bertemu” Ujar Mikaila.
“Kenapa cepat sekali? Tinggallah di sini sebentar lagi. Kita makan siang bersama” Ajak Macy membuat Conradinez bersorak dalam hatinya.
“Terima kasih, Aunty. Tapi aku harus segera kembali ke kantor. Sebentar lagi waktu istirahat selesai” Tolak Mikaila membuat Conradinez merutuk dalam hatinya.
“Mik” Panggil Delwyn yang baru keluar dari lift. “Kau di sini?” Tanyanya.
“Ya. Aku baru mau kembali ke kantor” Jawab Mikaila.
“Kalau begitu, ayo kuantar. Kebetulan aku juga mau pergi ke bandara” Tawar Delwyn.
“Mik” Panggil Conradinez seraya berjalan ke arah mereka.
“Ayo, El” Ajak Mikaila. “Kami pergi dulu Aunty” Pamitnya kemudian segera menarik Delwyn yang kebingungan lalu masuk ke dalam mobil pria itu yang telah menunggu di depan.
“Eh, eh, kalian makan siang di sini dulu” Seru Macy.
“Lain kali saja, Aunty” Balas Mikaila.
“Mika” Panggil Conradinez sembari mengejar Mikaila yang telah masuk ke dalam mobil Delwyn. “Buka pintunya, Mik” Pintahnya saat membuka pintu mobil tersebut yang telah terkunci.
“El, buka pintunya. Cepat” Pintah Conradinez.
“Ayo, jalan. El, cepat jalan. Cepat!” Pintah Mikaila.
“El, buka pintunya” Pintah Conradinez yang terus mencoba membuka pintu mobil.
“Jalan, El. Cepat” Pintah Mikaila.
“Astaga, sebenarnya ada apa dengan kalian?” Tanya Delwyn yang pusing dengan kedua manusia itu. Ia bingung harus menuruti siapa karena kedunya terus berteriak bersamaan.
Di satu sisi, Conradinez meminta untuk membuka pintunya. Di sisi lain, Mikaila meminta untuk segera pergi dari sana. Ia lantas merutuki dirinya sendiri karena datang di waktu yang tidak tepat.
“Jalan saja! Cepat!” Pintah Mikaila.
Delwyn lantas menghela nafas kemudian mulai melajukan mobilnya meninggalkan Conradinez yang langsung menendang udara karena kesal.
“Dia pasti sedang mengumpatiku sekarang” Ucap Delwyn.
“Biarkan saja orang gila itu” Ujar Mikaila.
“Sebenarnya ada apa dengan kalian? Sejak beberapa hari yang lalu Con selalu galau” Tanya Delwyn.
“Tanyakan saja padanya” Ketus Mikaila.
“Kalau dia mau mengatakannya padaku, aku tidak akan bertanya padamu” Ucap Delwyn.
“Kalau dia saja tidak mau mengatakannya, untuk apa aku mengatakannya?” Tanya Mikaila.
“Kalau tahu kau juga tidak mau mengatakannya, aku tidak akan membawamu” Kesal Delwyn.
“Sudah terlanjur. Sekarang bukan waktunya untuk menyesal” Ucap Mikaila membuat Delwyn mendengus.
Di sisi lain, Conradinez tak henti-hentinya memaki Delwyn yang pergi begitu saja. Ia bahkan menyumpahi pria itu agar selalu dipersulit perihal asmaranya. Ia pun hanya bisa pasrah karena rencananya kali ini gagal total.
“Con. Ada apa dengan kalian? Kenapa Mikaila seperti melarikan diri darimu?” Tanya Macy seraya menghampiri Conradinez yang masih terdiam di tempatnya setelah menyaksikan drama yang dibuat oleh ketiga orang tadi.
“Mommy sudah lihat drama kalian, jadi jangan bilang tidak ada apa-apa” Ucap Macy seakan tahu apa yang akan putranya itu katakan.
“Tapi benar-benar tidak ada apa-apa, Mom” Ujar Conradinez.
“Cerita atau ATM-mu Mommy blokir?” Ancam Macy.
“Yang bisa blokir ATM ‘kan cuma Daddy. Mommy mana bisa” Ucap Conradinez.
“Ingat ‘kan, ucapan Mommy bagaikan hukum untuk Daddy” Ujar Macy seraya tersenyum miring.
“Mommy licik” Dengus Conradinez.
“Ya sudah, kalau begitu sekarang cerita sama Mommy” Paksa Macy.
“Tapi rahasiakan ini dari Ev, Mom” Ucap Conradinez.
“Tenang saja, Mommy-mu ini sangat pandai menyimpan rahasia” Ujar Macy.
Conradinez lantas mengajak sang Ibu masuk ke dalam kamarnya lalu mulai menceritakan perihal hubungannya dengan Mikaila, kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka, dan apa yang baru saja terjadi tanpa ada selaan dari Macy. Setelah Conradinez menyelesaikan ceritanya, barulah Macy angkat bicara.
“Salahmu sendiri kenapa tidak bilang dulu sama Mika kalau mau pergi dengan Clarissa?” Tanya Macy.
“Ya, mana aku tahu kalau Mika juga berada di sana hari itu? Lagi pula, aku juga tidak berpikiran sampai ke sana karena aku bertemu Clarissa hanya untuk membicarakan El, Mom” Bela Conradinez.
“Dasar, tidak peka” Gumam Macy. “Wanita itu lebih suka kalau kamu meminta izin dulu kalau mau bertemu dengan siapa pun. Walau pun kamu hanya bertemu dengan rekan bisnis atau klien, tetap harus minta izin. Karena kejadian tidak terduga seperti itu bisa saja terjadi, apalagi kalau kebetulan orang kamu temui wanita. Tentu saja Mika pasti akan salah paham” Lanjutnya memberi wejangan pada sang putra.
“Mommy bukannya membela Mika, tapi Mommy mengatakan itu dari sudut pandang wanita” Tambahnya.
“Tapi aku tidak terbiasa seperti itu, Mom” Ucap Conradinez.
“Kalau begitu, mulai sekarang harus dibiasakan. Daddy juga seperti itu” Ujar Macy. “Tadi juga, untuk apa kamu berbohong seperti itu sampai berkolaborasi dengan Mama Mika?” Tanyanya.
“Itu karena Mika tidak mau bertemu denganku” Jawab Conradinez.
“Ya, ampun. Setidaknya kalau merencanakan sesuatu, jangan rencana murahan seperti itu” Ejek Macy membuat Conradinez menatap sang Ibu. “Apa perlu Mommy bantu?” Tawarnya.
“Tidak, Mom. Sudah cukup aku dibilang pembohong, aku tidak mau mendengar yang lebih menyakitkan dari pada itu” Tolak Conradinez.
“Ya sudah kalau begitu” Ucap Macy. “Lalu kenapa Ev tidak boleh tahu tentang hubungan kalian?” Tanyanya.
“Aku juga tidak tahu, Mom. Mika yang meminta untuk tidak memberitahu Ev mengenai hubungan kami” Jawab Conradinez membuat Macy terdiam sejenak seraya memikirkan sesuatu.
“Baiklah. Kalau begitu semangat dan pantang menyerah, boy. Mommy akan selalu mendukung kalian” Ucap Macy.
“Iya, Mom” Ujar Conradinez.
-------
Love you guys~