Suara benda berpecahan terdengar begitu nyaring di rumah Naysila. Pelakunya tentu saja Naysila. Ia begitu marah dan kecewa melihat kedua orang tua yang biasanya selalu memihaknya dan menuruti setiap keinginan dan kemauannya justru berpaling lebih memilih dan berpihak pada Maira. Jelas saja Naysila marah. Seumur hidupnya, ia selalu menjadi prioritas. Apa pun yang ia mau dan inginkan, selalu di dapatkan. Lalu kini, semua berubah. Dan ia menyalahkan Maira sebagai dalang utamanya. "Sial! Berengsek! b******n! Semua gara-gara wanita sialan itu. Gara-gara dia, mama dan papa mengabaikan aku. Gara-gara dia Kak Evan pun tidak memedulikanku lagi. Dan gara-gara dia pula, aku harus kehilangan Mas Aidil. Semua gara-gara dia. Dasar l***e sialan! Tunggu pembalasanku! Aku pasti akan membalas semua sakit