Pagi hari, jenazah Nek Ida pun dibawa pulang ke kediamannya. Para tetangga mulai berbondong-bondong datang untuk melayat. Nek Ida terkenal karena kebaikannya. Oleh sebab itu, saat mengetahui kalau Nek Ida sudah meninggal, semua orang pun ikut berbelasungkawa. "Maira," panggil Lia yang baru datang. Ia duduk di samping Maira yang duduk dengan mata sembab. "Tante turut berduka cita atas kepergian Nek Ida. Yang sabar ya, Mai. Insyaallah Nenek sudah tenang di sana," ucap Lia pelan. Ia tahu, pasti Maira sedang benar-benar hancur saat ini. "Makasih, Tan," sahur Maira pelan. Ia kini sudah mulai menerima kepergian sang Nenek. Sebelumnya, ia masih histeris, namun, berkat kesabaran Evan, ia kini sudah mulai ikhlas. Apalagi melihat raut muka sang Nenek yang terlihat tenang sambil tersenyum, sepertin