Melihat situasi yang tidak kondusif, Evan pun akhirnya memutuskan untuk pulang. "Dil, aku pulang dulu, ya. Kasian Maira. Dia pun baru pulang bekerja," ujar Evan yang berusaha mengenyahkan pikiran buruknya. Ia tak ingin berpikiran buruk pada Maira. Meskipun belum mengenal lama, ia bisa melihat kalau Maira merupakan gadis polos yang baik hati. Ia tak mungkin melakukan hal-hal yang mungkin akan merugikan dirinya sendiri. Namun, bila dipikir-pikir, segala sesuatu bisa saja terjadi. Terlebih karena pernikahan mereka yang tak didasari cinta sama sekali. Bisa saja, Maira tiba-tiba tertarik dengan laki-laki lain yang sanggup memberikannya apa yang tidak bisa ia berikan. Aidil tersenyum kecil. "Terima kasih atas bantuannya, ya, Van. Mungkin tanpa kalian, aku sudah nggak ada di dunia ini lagi,"