Sepanjang perjalanan Maira gugup setengah mati. Bagaimana tidak, ia masih terngiang-ngiang dengan kata-kata Evan barusan. "Kita ke hotel sekarang." Pipi Maira merah seketika ketika mengingat kata-kata itu. Ia bahkan sampai menelan ludah. Desir-desir di dadanya masih terasa jelas. Pun rasa di bibirnya belum menghilang sama sekali. Ada rasa kebas, tapi juga ... nikmat. "Astaga Maira, gini nih klo bibir pecah perawan. Jadi kebayang mulu." Maira mengulum senyum sambil melihat keluar jendela. Ia bisa melihat mobil yang sedang Evan kendarai sedang berbelok menuju sebuah bangunan yang besar dan mewah. Maira menelan ludah. Seumur-umur, ia tidak pernah masuk ke tempat seperti itu. Bahkan mall pun tidak. Kalau bukan Evan yang tempo hari mengajaknya, mungkin seumur hidup Maira takkan pernah mengi