bc

Gadis Tawanan Mafia

book_age18+
282
IKUTI
1K
BACA
dark
one-night stand
family
HE
badboy
mafia
gangster
bxg
city
enimies to lovers
friends with benefits
like
intro-logo
Uraian

Orang bilang melawan apalagi berbohong pada orangtua itu berujung kualat. Mungkin inilah yang terjadi pada Marissa Eve, gadis 21 tahun yang merasa ketiban sial.

Baru pertama kali diam-diam meninggalkan rumah di tengah malam lalu menginjakkan kaki di sebuah bar, juga baru pertama kali merasakan yang namanya minuman beralkohol, malah berujung bertemu Leon. Seorang pria 30 tahun yang ternyata anggota dari keluarga Klan Xaverius.

Papa dari Leon adalah seorang gembong mafia terkenal di Italia. Juga kakak laki-lakinya-Lucca, yang bertugas sebagai peng-eksekusi, sama dengan Leon.

Malangnya Eve, karena dua kesalahan di malam itu, berakhir menjadi tawanan Xaverius bersaudara. Apa kesalahan fatal yang sudah dibuat gadis keras kepala ini?

Baca yuk kisah Eve dan Leon Lucca!

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB 1. Mabuk
“Ayolah, sedikit saja!” Eve kembali merayu. Dia memasang tatapan mata kucing, memelas. Bella dan Reyyan saling tatap. Lalu juga saling mengedikkan bahu. Ada rasa kasihan sih sedikit pada sahabat mereka yang satu ini, tapi rasa takut kalau jiwa barbar Eve nanti kumat, itu juga sama kuatnya. “Haish! Kalian kan tau sendiri selama ini gue tuh nggak pernah mabuk. Cuma si b******k Aksa yang bikin perasaan ini hancur lebur! Gue pengen ngelupain masalah ini sebentarrrrrr aja!” Lalu merebahkan kepala di atas meja bar, kedua tangan juga berkali-kali memukul meja. Beberapa pasang mata melirik sekilas. Si paling gue elu memang paling bisa menarik perhatian sekitar tanpa merasa kalau dirinya menarik. Yahh, agak lebay memang. Tapi mau bagaimana lagi, hati Eve sedang hancur berkeping-keping. Dengan gerakan mendadak, Eve kembali menegakkan punggungnya. Menatap bergantian Bella dan Reyyan di sisi kanan dan kirinya. “Satu botol! Janji cuma sebotol! Nggak nambah!” Eve mengacungkan jari telunjuk dan tengah kanannya tinggi-tinggi. Akhirnya Bella mengangguk. Sebagai sesama wanita, dia lebih mengerti bagaimana rasanya patah hati akibat ulah pacar b******k. “Yes! Mas, vodka ya!” Reyyan langsung menatap khawatir. “Eve! Bir sajalah, kamu kan belum pernah minum gituan!” cegahnya dengan kening mengernyit. “Ah elah!” Eve mengibaskan tangan di depan wajah. Reyyan akhirnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebotol vodka sudah tersaji di meja, tepat di depan wajah Eve, si gadis 21 tahun yang kalau sudah maunya sulit dilarang. Dalam hitungan menit, isi botol itu telah habis meluncur di tenggorokan Eve. Gadis itu tersenyum, matanya berkabut dan hanya mampu terbuka setengahnya saja. Lalu bersendawa tanpa malu. Bella tepuk jidat. Reyyan geleng-geleng kepala. Mereka tahu, tidak mungkin membawa sahabat mereka pulang malam ini, dan malah sudah lewat tengah malam. Yang ada Eve malah akan dibiarkan tidur di teras rumahnya. Dendang lagu patah hati mulai meluncur dari bibir Eve, nada suaranya sungguh tak terkendali. “Aku antar kalian berdua pulang ke rumahmu ya, Bel.” Reyyan, yang paling soft spoken di antara mereka bertiga, seringkali terpaksa beralih fungsi dari seorang sahabat menjadi kakak laki-laki mereka. Bahkan kalau terpaksa sudah seperti bapak untuk Eve dan Bella, paling sering kena palak uang jajan. Bella mengangguk. “Oke. Aku ke toilet dulu, Rey.” Tanpa menunggu jawaban, Bella beranjak lalu berjalan menuju toilet di pojokan lantai dasar bar ini. Yang jaraknya lumayan juga karena harus melewati beberapa sofa dan juga lantai dansa. Tinggallah Reyyan berdua saja dengan Eve. Pria tampan berlesung pipit itu tidak lepas sedikitpun pandangannya dari Eve. Tampak sangat khawatir. “Eve, berhenti bernyanyi, ayo kita siap-siap pulang ke rumah Bella.” “Hah?! Ke rumah Bella? Kenapa memangnya? Apa karena aku nggak diterima di rumah sendiri? b******k! Semua yang di rumah itu b******k! Mereka pikir aku nggak tau apa, kalau mereka hanya mengincar harta papa! Manusia-manusia dajjal itu—” “Sstt!” Reyyan segera membekap mulut Eve supaya racauannya tidak semakin panjang. Saat sadar saja gadis cantik itu mulutnya berbisa bukan main, apalagi mabuk begini, bisa-bisa isi neraka keluar semua. “Hemmph! Lepas!” Eve menepis tangan Reyyan dengan kasar sehingga mulutnya bebas kembali. Tapi baru saja dia mau meracau lagi, Reyyan sudah langsung berusaha memapahnya supaya berdiri. “Huekkhhh!” Sontak Rayyan melepaskan tubuh Eve kembali hingga gadis itu terhempas di kursinya. Tapi dia malah tertawa sambil mengusap bibir yang basah. “Haish! Bisa-bisanya kamu muntahin aku, Eve!” Reyyan menghela napas dalam. “Tunggu di sini! Aku bersihkan tanganku dulu, aku nggak mau mobilku bau muntahanmu. Aku bilang, tunggu di sini, itu artinya tidak boleh pergi! Mengerti?!” Reyyan agak membungkuk supaya dia bisa melihat wajah Eve yang kembali terbenam di meja, sebagian tertutup anak rambut yang jatuh di kening dan matanya. Tanpa menjawab, Eve hanya mengacungkan jempol kirinya tinggi-tinggi, meskipun jempol itu terus bergoyang ke kanan dan ke kiri, limbung. Segera Reyyan berjalan menuju toilet laki-laki. Masih sempat dia menoleh ke belakang, memastikan Eve tetap di sana. Lalu menghilang di balik tembok lorong panjang menuju ruang belakang bar. Dasar Eve, ditambah lagi dia sedang mabuk. Baru saja luput dari pandangan Reyyan, dia langsung berdiri dan berjalan entah kemana. “Hei! Hati-hati, Manis. Apa perlu kuantar?” Suara seorang pria di lantai dansa yang tertabrak tidak sengaja oleh Eve. Dan Eve, dia menjawab dengan mengacungkan jari tengah. Membuat pria itu langsung melengos dan mencari teman wanita lain yang lebih jinak. “Huh! Kenapa semuanya goyang begini?’ gerutunya sambil terus berjalan tak tentu arah. Kedua tangannya berusaha meraih apapun untuk berpegangan, supaya dia tidak terjatuh. Sebab dunianya benar-benar berputar. Tak karuan. Sunyi. Ketika Eve keluar dari sebuah pintu. Ternyata dia sampai di area parkir. Sekarang masih jam satu pagi. Tentu saja mobil masih penuh berjajar di sini. Sedangkan para pemiliknya masih bersenang-senang di dalam bar. Kebanyakan mereka baru akan keluar antara jam tiga nanti sampai jam empat. Eve terus berjalan sempoyongan sampai samar dia melihat seseorang di sana. Keningnya mengernyit tapi detik kemudian dia terkekeh kecil, karena mabuk hal kecil saja bisa membuatnya merasa lucu. Seperti saat ini, Eve melihat orang itu seperti sedang bersembunyi di balik mobil. Gerak-geriknya mencurigakan tapi bagi Eve … dia sedang melihat seseorang bermain petak umpet. Maka tanpa pikir panjang, Eve menghampiri pria berjubah hitam itu dari arah belakang. Mengendap-endap seperti dia sedang ikut main petak umpet. Berusaha menyeimbangkan tubuh rampingnya dengan susah payah. Dengan tampang innocent ala orang mabuk, Eve ikut berdiri agak membungkuk di samping pria itu, juga ikut melihat lurus ke depan, seolah sedang mengintai seseorang di sana. “Heh!” Pria berjubah hitam menoleh dengan seringai tajam, waspada dan bahkan seperti siap menikam Eve kapan saja Dia terus menatap tajam gadis itu. Memindai tiap senti wajah dan tubuh Eve yang terbalut mini dress berwarna hitam Apa dia mata-mata? Ah, tapi dia bau alkohol, bercampur aroma parfum fruity. Ini … strawberry. Terlalu manis untuk seorang mata-mata. Jadi, siapa gadis ini? “Ssttt! Lihatlah! Ada orang di sana, dia kan yang bagian jaga?” Eve hanya melirik sekilas pada pria asing di sampingnya. Lalu dengan cepat kembali menatap lurus ke depan. Sesekali membungkuk untuk bersembunyi, lalu sesekali menaikkan kepala untuk mengintip. “Jaga?” Eve mengangguk. “Iya. Kita ini lagi main petak umpet, jadi awas kepalamu! Jangan sampai terlihat! Kita harus tetap bersembunyi.” “Cih! Mabuk atau agak gila?!” desis pria berjubah hitam seraya geleng kepala pelan. Namun dia segera kembali serius menatap lurus ke depan, mencoba tidak mempedulikan gadis mabuk di sampingnya. Sebab yang di depan sana jauh lebih penting baginya. Tidak boleh luput sedikitpun. “Eh, memangnya dia siapa?” bisik Eve dengan berusaha memicingkan mata. Sebab pandangannya semakin berkabut dan dia mulai pusing sekarang. Pria berjubah hitam hanya menjawab dengan helaan napas dalam. Dia mulai kesal dengan gadis yang tiba-tiba datang ini. Entah darimana datangnya, yang jelas sangat mengganggu. “Ih! Ganteng-ganteng bisu ya?” Eve terkekeh seraya menunjuk wajah pria di sampingnya. Bersamaan dengan itu, seseorang yang tidak terlalu jelas wajahnya di depan sana menoleh ke arah mereka. “Sial!” Pria berjubah hitam membekap mulut Eve.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
28.1K
bc

TERNODA

read
197.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
232.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
186.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
22.9K
bc

My Secret Little Wife

read
131.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook