Ivy membuka kedua matanya, ruangan serba putih telah menyambutnya. Tidak ada seorang pun yang berada di dalam sana, Ivy memejamkan kedua matanya kembali untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Terdiam sejenak ia kembali bermimpi masa lalunya yang begitu kelam menurutnya, bagaimana ia menjalani hidup dengan orang-orang yang mendesaknya untuk membalaskan kematian ayahnya. Karena hanya dirinya yang bisa melakukan semuanya, ia juga tidak ingin saudara kembarnya mengalami hal buruk yang saat ini menimpa dirinya. Meski terlihat membenci kembarannya, Ivy begitu perhatian terhadap Ivy. Seseorang yang pakai namanya untuk melakukan misinya. Saat menggerakan tubuhnya Ivy baru menyadari sesuatu, perutnya kini sudah tidak menggembung seperti sebelumnya. "Di mana anakku?" Ivy bangkit ti