Tangisan Davina belum berhenti sejak lima belas menit lalu. Delia masih berusaha membujuk putrinya itu. Dia menggendong Davina keluar kamar, lantas membawanya ke taman samping, dekat kolam renang. "Udah, dong, Sayang. Kamu kenapa, Nak?" Delia mulai dilingkupi rasa khawatir. Dia terus membujuk sang putri agar berhenti menangis. "De!" Suara Dirga menyentak telinga Delia, dia menoleh ke sumbernya. "Iya, Mas." "Mana sini Davina nya kasih ke mas. Kamu buatkan mimi atau ambil makanan, mungkin dia lapar." "I-iya, Mas. Vina sama Ayah, ya. Bunda buatkan Vina mimi, mau?" ucap Delia pada putrinya itu sambil berjalan mendekati Dirga yang menunggu tak jauh dari meja makan. "Sama Ayah? Berikan pada ayahnya yang sudah di pen—" "Mama!" Sergah Dirga memotong ucapan ketus Rima yang baru saja datang