ketika kebohongan bisa menyelamatkan

2108 Kata

“Mas, tunggu,” panggil Delia begitu ia turut masuk ke dalam kamar mengekor di belakang Dirga. Dirga menoleh sambil tersenyum. Tangannya ringkih menggendong Davina yang semakin hari semakin terasa berat. Bobot tubuh bayi berusia 3 bulan itu memang selalu bertambah setiap menjalani pemeriksaan dan imunisasi. “Kenapa, Sayang?” “Kok, bisa?” tanya Delia. “Bisa apa?” “Hasil tesnya cocok?” Delia mendekat. Menatap wajah Dirga lekat, mencari kejujuran di sana. Dirga mengusap pipi Davina. “Vina memang anak ayah, ya, Sayang, ya? Bunda, nih, kenapa, kok, malah kelihatannya gak seneng gitu?” “Bukan gitu, Mas. Delia Bahagia banget. Delia lega lihat hasilnya tadi. Padahal, Delia pikir semuanya sudah akan berakhir.” Dirga merangkul Delia. Memeluknya dari samping. Tangan Delia pula turut memban

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN