"Mas Dirga bangun, Mas. Mas Dirga!" Delia menggoyangkan tubuh suaminya agar segera terjaga. Gadis itu sudah rapi. Sejak subuh tadi ia bersiap-siap untuk memulai hari pertamanya ke kampus. Dirga semalam berjanji akan mengantar Delia. Namun pagi ini, suaminya itu susah sekali untuk dibangunkan. "Mas ... Mas Dirga katanya janji mau anterin Delia. Bangun, Mas! Ini udah jam berapa, lihat! Nanti Delia telat loh," rengek Delia. Tangan kanannya sibuk, mencoba segala cara agar Dirga terbangun dari tidurnya. Berbagai usaha Delia lakukan. Dari menepuk pipi Dirga, sampai memijit hidungnya. Menggelitiki Dirga sambil terus menyuruhnya untuk cepat-cepat membuka mata. "Heum ... apa, sih, De. Masih pagi," racau Dirga. "Masih pagi gimana? Mas lihat dong, udah jam enam lebih. Delia mau berangkat jam ber