Kalimat Delia yang menyebut bahwa malam pertama mereka bukanlah pengalaman pertama bagi Dirga, membuat lelaki itu membisu. Sejauh mana Delia tahu semua tentangnya? Dirga mengubah posisi tidur, menjadi terlentang. Menatap lamat langit-langit kamar hotel. Andai waktu bisa diputar, Dirga mungkin akan menebus semua masa lalu yang buruk itu. Ia menghela napas berat, lalu mengusap wajahnya. "Maaf, Sayang." Hanya kata itu yang bisa Dirga ucapkan saat ini. Ia kemudian menolehkan kepala ke arah Delia. Gadis itu masih setia memperhatikan wajah Dirga. Sudut bibir Delia tertarik ke atas. Ia menyamankan posisi sebelum akhirnya kembali berbicara. "Terkadang, orang tidak harus menjadi yang pertama untuk bisa menjadi yang utama, Mas. Untuk itu, Delia ucapkan terima kasih. Karena Mas Dirga sudah mau men