Gia merasakan tubuhnya menggigil. Bahkan obat yang diminumnya selama tiga hari ini tidak kunjung membuat gejala flu yang dirasakannya membaik. Tapi justru terasa semakin berat saja. Kepalanya pusing, suhu tubuhnya naik drastis. “Kamu sakit, Gi?” Tanya Ratna yang melihat wajah Gia satu serta pipinya memerah. “Flu.” Jawab Gia. Dengan terpaksa Gia menghabiskan makanannya yang terasa pahit dan hambar di lidahnya. “Sudah minum obat?” Tanya Ratna lagi Gia hanya menggumam pelan. “Aku berangkat.” Gia beranjak dari tempat duduknya, hendak berangkat ke rumah sakit. “Jangan dipaksakan kalau sakit, Gi. Istirahat saja.” . Gia menggelengkan kepalanya. “Terima kasih untuk perhatiannya.” Gia mengacungkan ibu jarinya ke arah Ratna. “Aku terharu,” lanjutnya dengan senyum jahil. Gia merasakan tub