“Saya bisa keluar kalau kalian mau bicara.” Gia menaruh kembali kotak makan yang ada di tangannya ke atas meja. “Keluar dulu sebentar, gue mau bicara sama Steven.” Nada bicara Olivia tidak seketus beberapa hari. Bahkan terdengar lebih bersahabat seperti biasanya. “Iya.” Gia beranjak dari tempat duduknya hendak pergi meninggalkan ruang kerja Steven. Tapi saat Gia akan melangkah pergi, tiba-tiba Steven ikut berdiri “Jangan pergi, disini saja.” Steven menahan Gia dengan menarik satu tangan Gia. “Ada apa? Kamu bisa bicara sekarang.” Steven mendekatkan Gia padanya seolah ingin menunjukan bahwa Gia adalah kekasihnya. “Dia calon istri saya. Saya tidak mau ada kesalahpahaman diantara kami. Kalau kamu mau bicara silahkan, atau bisa tunggu sampai kami selesai makan.” “Dok,” Gia menoleh de