Jingga kadang sampai heran, bagaimana bisa dia betah bestian dengan mereka yang konyol dan sering bikin malu karena kelakuannya di luar nalar. Dengan Hera, dia bahkan seperti kembar siam yang sejak orok selalu nempel kemana-mana. Bayangkan seunik apa persahabatan mereka. Yang satu seperti kulkas. Irit ngomong dan muka datar tanpa senyum. Satunya lagi kayak radio rusak, ceriwisnya minta ampun. Mana tengil dan onengnya tidak ada obat lagi. Satu hal kesamaan mereka adalah bar-bar, suka balapan, dan tawuran. Itu baru Hera. Mana Jingga sangka, jika datang dua lagi bestie yang sama saja somplaknya. Nova yang konyol dan Ruby yang ceplas-ceplos mulutnya tidak bisa direm. Tapi, justru itu yang membuat hidup mereka jadi lebih berwarna. Biarpun kalau sedang kumpul ketiganya berisik bukan main, sed