Sumpah demi apa, Max sama sekali tidak punya perasaan yang aneh-aneh ke Dena. Mereka berteman baik sejak kuliah. Dan selama itu, dia benar-benar hanya menganggapnya teman biasa. Catat! Hanya teman, tidak pernah terbesit rasa suka. Karena sudah paham betul bagaimana pribadi seorang Dena, makanya Max juga mempercayainya untuk menjadi asisten. Hampir lima tahun sahabatnya itu jadi tangan kanan yang bisa diandalkan. Terlebih Max punya perusahaan lain yang juga harus diurus, selain Alexander Group. Belum lagi dimulainya Mega proyek yang akhir-akhir ini membuatnya pontang-panting tidak karuan. Dia terbantu banyak, karena Dena yang kerjanya cekatan dan tanggap akan hal-hal sampai sekecil apapun tentang pekerjaan Max. Mana dia sangka jika hari ini hanya karena melihatnya makan siang dan ngobrol b