Jingga memang irit bicara, tapi kalau sudah kesenggol jangan tanya setajam apa mulutnya. Mukanya yang angkuh dengan tatapan datar, makin dingin menusuk saat tersulut amarah. Jangankan orang lain, orang tua dan keluarganya sendiri juga pilih menjauh kalau melihatnya bad mood. Seperti kapan hari ketika dia terang-terangan menunjukkan amarahnya, atas keputusan sang papa menutupi soal Jack. Jingga tidak terima karena merasa Nova diperlakukan tidak adil. Ibra sampai kelabakan merayu anaknya untuk mendapatkan maafnya. Apalagi ini menyangkut bibit ani-ani yang sudah pasti berpotensi merusak rumah tangganya. Jelas dia tidak akan semudah itu melepaskan Dena, juga memaafkan suaminya. Max hanya terlalu bodoh, menganggap Dena seperti dirinya yang tak memiliki rasa selain persahabatan. Benar kata Nova