Sepanjang perjalanan Jingga tetap betah bungkam, meski jadi sasaran bully Hera yang terus meledeknya dengan meniru Max memanggil Honey. Terlalu banyak hal harus dia pikirkan. Iya, seharusnya memang begitu. Sayangnya justru pertengkarannya dengan Gala tadi pagi dan kelakuan Max yang makin menjadi, membuat otaknya mendadak tumpul. Jingga tidak tahu lagi harus bagaimana, supaya kedua pria itu menjauh darinya. Dengan Gala sudah tidak mungkin. Sementara bersama Max, Jingga juga tidak ingin. Sialnya dia justru terjebak di tengah mereka berdua. Dari apartemen Max, mereka mampir dulu ke rumah kakek Hera untuk menjemput Lingga. Beruntung ada bocah ganteng itu. Jadi Jingga tidak perlu pusing mendengar ocehan Hera dan Nova lagi. Beda dengan emaknya yang ceriwis dan tengil, Lingga kalem kayak papanya