Setelah selesai bicara, Cakra merasa bahwa kalimat barusan nampak terlalu berlebihan. Kemudian tak lama setelahnya dia segera menambahkan beberapa patah kata pada Wulan agar Wulan tidak salah paham padanya. “Mari kita pikirkan, suap macam apa yang aku inginkan? Nah jika kamu benar-benar berterimakasih padaku, kamu dapat berterimakasih setiap hari. Saat kamu berlari di pagi hari, belikan aku sebotol air.” Wulan tertegun saat mendengar itu. “Berapa harga sebotol air? Tapi itu air yang aku beli di pagi hari saat lari, artinya aku harus berlari bersamanya setiap pagi?” Kedengarannya memang hal biasa, tapi Cakra memiliki maksud sendiri di dalamnya. Hati Wulan terasa sangat hangat dan campur aduk. Pada akhirnya Wulan menganggukkan kepalanya. “Ya.” “Akhirnya kamu akan menjadi karyawan t