Saat ini Dewo sedang duduk di apartemennya sambil menahan sakit pada bagian pelipisnya yang berdarah. Sementara Nayra tengah mempersiapkan kotak P3K lalu meletakkannya di atas meja. Nayra mencelupkan kain pada mangkuk berisi air hangat, emerasnya perlahan kemudian sedikit demi sedikit membersihkan luka pada pelipis Dewo. Dewo meringis menahan perih. "Sakit?" tanya Nayra kemudian. "Tentu saja," jawab Dewo. "Aww, pelan-pelan saja," pekiknya. "Tahan, kamu harus cepat sembuh. Jangan sampai kekasihku ini hadir pada acara penting memakai perban di pelipis. Itu sedikit mengurangi tingkat ketampananmu." Tentu saja Dewo terkejut, apa ia tidak salah dengar? Baru saja Nayra memanggilnya kekasih? Sejak kapan? Bahkan, Dewo tidak pernah menyatakan ingin menjadikan Nayra sebagai kekasih. "Kenapa kam