“Jadi, ini yang Papa maksud sangat sibuk hingga pulang larut malam?” Imelda menyambut kedatangan Pak Farhan dengan sebuah video yang dia terima dari nomor tidak dikenal sore tadi. Pak Farhan menatap video itu sekilas kemudian berjalan masuk ke dalam kamar. Meninggalkan Imelda yang berdiri di ruang tengah dengan kedua mata yang sembab. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya sebagai jawaban dari video yang Imelda suguhkan tadi. Pria tua itu hanya bergeming, tidak berkomentar ataupun menyangkal. “Pa! Jelaskan semuanya. Jangan diam saja seperti ini.” Imelda berjalan mengiringi suaminya. Hatinya masih sangat sakit namun dia perlu penjelasan atas semuanya. “Sudah berapa lama Papa mengkhianati Mama?” Air mata kembali menggenang memenuhi pelupuk matanya. Meski jawaban suaminya—sud