Benda pipih yang Merlin letakkan di samping bantal tidurnya bergetar karena sebuah panggilan masuk. Wanita itu berusaha untuk membuka kedua matanya yang terasa sangat berat akibat mengantuk. Meski tidak terlalu jelas, Merlin dapat melihat nama Amira—tetangga di samping rumah ayahnya—terpampang di layar handphone. “Halo, Am?” Merlin membuka suara dengan pelan, ia tidak ingin Raka terjaga karena suaranya yang menjawab panggilan telepon saat larut malam begini. Di seberang telepon, Amira menjawab, “Kak Merlin, ayah kamu meninggal.” Kedua mata Merlin seketika terbuka dengan lebar. Rasa kantuknya mendadak pergi usai mendengar kalimat yang diucapkan oleh Amira tadi. “Apa? Kamu bilang apa tadi, Am?” Merlin ingin memastikan jika ia tidak salah mendengar. Bahwa Amira memang mengatakan jika ayahn