Ayu menatap Kai yang sedang menatapnya dengan tatapan sendu. Film yang sedari tadi diputar tak mereka tonton sama sekali. Justru keduanya sibuk saling tatap-tatapan, menatap manik mata satu sama lainnya.
"Halah dasar bocil! Belajar aja yang bener, jangan pacaran dulu! Ngerayu cewek pake gombalan receh begini!" ucap Ayu sambil menoyor kepala Kai.
Kai terkekeh mendengar balasan Ayu, dia yakin kalo yang di gombalin nya cewek lain udah klepek-klepek ga berdaya. Tapi Ayu masih baik-baik saja, bahkan tak tersentuh sama sekali akan gombalan yang ia luncurkan. Kai jadi curiga, kalau Ayu itu aslinya cowok yang nyamar jadi cewek.
"Fokus belajar, kejar apa yang Lo mau, Kai. Lo masih muda, jangan sia-siain kesempatan yang masih ada," gumam Ayu dan masih terdengar jelas di telinga Kai.
Kai hanya mengangguk, lalu keduanya kembali fokus pada film yang sedang mereka tonton. Sesekali keduanya terkekeh, saat ada beberapa adegan yang menurut mereka lucu. Tapi kadang Ayu juga menutup wajahnya karena adegan yang menurutnya menakutkan.
Selesai menonton film, keduanya keluar dan berjalan berdampingan. Sesekali Kai melirik ke arah Ayu yang fokus pada ponsel yang ada di tangannya. Tubuh Ayu hampir bertabrakan dengan laki-laki dengan tubuh gempal karena keduanya sama-sama fokus pada ponsel mereka.
"Astaga!" pekik Ayu saat pundaknya tiba-tiba ditarik oleh Kai, sehingga tubuh Ayu menempel dengan tubuh jangkung milik Kai.
"Simpen dulu HP nya, ini lagi di tempat umum. Kalo kamu jatuh atau HP nya ada yang nyopet gimana?" Kai memperingatkan Ayu tanpa menatap gadis yang ada di sampingnya.
Dengan patuhnya Ayu memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket. Saat hendak kembali berjalan, Kai kembali menggenggam tangan Ayu dengan erat. Ayu tak protes, membiarkan Kai menggenggam tangannya.
Kai berhenti berhenti di sebuah wahana permainan, Timezone. Ayu menatap Kai, mencari jawaban apakah tujuan mereka kali ini adalah benar tempat ini?
"Iya, kita maen di sini sebentar, ya?" pinta Kai dengan wajah yang memelas.
Ayu menurut, kepalanya mengangguk. Tak ada ruginya untuk dirinya ikut main dengan Kai. Anggap saja refreshing setelah sekian lama dia bersemedi di dalam kamar bersama tumpukan novel dan laptop yang selalu ada di hadapannya.
Kai kembali menarik tangan ayu, membawanya ke tempat menukar tiket ke hadiah. Membeli powercard timezone, lalu membayar. Ayu pasrah ketika dia ditarik ke sana kemari oleh Kai.
Tempat tujuan Kai adalah Street Basketball, dengan tujuan ingin membuat Ayu kagum dengan permainan basketnya. Tapi Kai dibuat kena mental karena ternyata Ayu lebih jago dari Kai.
"Ha-ha-ha! Makanya kalo mau nantangin ajak orang yang tepat!" Ayu masih saja terkekeh melihat ekspresi murung Kai.
"Ah, kok Lo jago sih, Yu?" tanya Kai penasaran.
"Eh gini-gini juga gue anak basket, tau!" sahut ayu dengan sombongnya.
"Heleh ga usah ngada-ngada, Lo! Gue tau Lo pasti cuma ngibul kan, ye!" tuding Kai tak percaya.
Ayu hanya tersenyum karena Kai tak percaya. "Nanti di rumah, gue kasih liat buktinya!"
Dua manusia itu masih asik bermain di Timezone, padahal hari sudah sore. Keasikan main, sampai lupa dengan perut yang sedari siang belum diisi. Ayu memegangi perutnya yang terasa lapar, matanya mencari makanan yang dapat mengganjal perutnya.
"Mau makan apa?" tanya Kai ikutan memegangi perutnya.
"Apa, ya? Enaknya apa, Kai?" tanya Ayu lemah.
"Apa aja gue sih, ga rewel."
"Ya udah, ke food court aja," ajak Ayu sambil berjalan dengan cepat.
Kai mengikuti Ayu dari belakang menuju food court. Setibanya di food court, Ayu memilih untuk duduk sedangkan Kai memesan makanan. Tak lama kemudian, Kai kembali lagi.
Sambil menunggu makanan mereka tiba, Kai dan Ayu memilih untuk membungkam mulut mereka rapat-rapat. Karena kalau mereka ngomong, udah dipastikan bakalan adu mulut dan menyebabkan rasa lapar mereka semakin menjadi.
Makanan mereka datang, sore itu Kai memesan bakso urat, sedangkan ayu memesan mie ayam bakso. Keduanya makan dengan lahap, karena pagi tadi mereka hanya sarapan bubur saja. Apalagi Ayu, sarapan sejak tadi subuh dan membuat dirinya sekarang kelaparan.
Makanan mereka habis dalam sekejap, dan langsung meneguk es teh yang Ayu inginkan. Saat sedang istirahat, mata Ayu melihat seorang lelaki yang tak asing baginya. Laki-laki yang sudah beberapa tahun ini membuat hatinya cenat-cenut tak karuan.
Dia adalah Lucas!
Melihat Lucas berdiri tak jauh dari mejanya, dengan cepat Ayu merapihkan rambutnya, jaket dan juga kaos yang ia kenakan. Kai melihat tingkah Ayu hanya menyipitkan matanya heran.
"Lo kenapa, deh?" tanya Kai heran.
"Ada orang ganteng mau lewat." Ayu menyahut asal.
Kai hanya geleng-geleng kepala. Lucas yang saat itu habis beli buku, melihat gadis yang tak asing baginya sedang duduk bersama seorang lelaki. Tanpa pikir panjang, Lucas langsung menghampiri Ayu yang sedang menyedot es teh miliknya.
"Ayu," panggil Lucas lembut.
Ayu menoleh, gadis itu langsung tersenyum dan pasang muka ga tau apa-apa.
"Lho, A Lucas ada di sini?" Bohong, Ayu sudah melihat Lucas sedari tadi.
"Iya, aa abis beli buku, Yu." Lucas tersenyum. "Ngomong-ngomong, aa boleh ikut duduk di sini?" tanya Lucas.
Ayu langsung mengangguk semangat, menggeser tubuhnya agar Lucas bisa duduk di sampingnya. Kapan lagi coba bisa duduk sebelahan sama Lucas kayak gini? Begitu pikir Ayu.
"Abis ngapain, Yu? Ke sini sama siapa?" tanya Lucas sambil melahap nasi goreng pesanannya.
"Ah, abis nonton, ke sini sama Kai."
Ayu seketika sadar kalau dia ke sini bersama Kai. Sibuk membereskan penampilan, Ayu sampai lupa kalau Kai juga ada di sini. Mendengar nama Kai disebut, Lucas langsung menatap laki-laki yang duduk di depan Ayu.
"Eh ada Dek Kai. Maaf, aa ga sadar kalo ada kamu di sini," ucap Lucas tak enak hati.
Tadi memang dia melihat ada laki-laki yang duduk di depan Ayu. Lucas kira laki-laki itu hanyalah pria asing yang numpang duduk karena hampir semua meja yang ada di sana sudah penuh.
"Nggak apa-apa, lanjutin aja obrolan kalian berdua. Anggap aja aku obat nyamuk," tutur Kai merasa kesal sendiri.
Ayu dan Lucas langsung tertawa hambar kala mendengar ucapan Kai barusan yang sangat menusuk hati. Meski pun begitu, lagi-lagi Ayu dan Lucas membuat Kai menjadi kambing congekk.
Kai hanya tersenyum, sesuka itu kah Ayu pada Lucas? Sampai-sampai Ayu melupakan dirinya yang sedari tadi terus tertawa bersamanya? Jadi, dirinya ini korban habis manis sepah dibuang? Benar begitu?
Kaisar Hinata Wiraatmadja, sekarang jadi kambing congekk? Kaisar Hinata Wiraatmadja yang punya muka ganteng sekarang jadi obat nyamuk? Serius?
Kai tersenyum kecut, baru kali ini dia bernasib jelekk begini. Biasanya tak ada seorang pun yang mampu menolak pesona yang dimiliki Kai, yang punya wajah antara Indonesia- Korea yang membuatnya sangat mempesona.
"Gue mau pulang, Lo mau pulang kapan?" tanya Kai yang sedari tadi memilih diam.
"Ah, Lo udah mau pulang?" Alih-alih menjawab, Ayu malah balik bertanya.
"Iya, pulang sekarang ayo. Udah sore banget ini, jam 6 lebih hampir setengah tujuh," ujar Kai sambil menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Ayu menatap Kai, padahal lagi seru-serunya ngobrol dan sekarang Kai mengajaknya pulang? Serius? Padahal Ayu menantikan momen ini dari dulu, lho. Mengkhayal bertemu dengan Lucas di suatu tempat, dan kini khayalannya terkabul.
"A - ah ... Lo - "
"Kai pulang duluan aja, nanti Ayu biar aa aja yang nganter pulang." Lucas memotong ucapan Ayu.
Kai menatap tajam ke arah Lucas. Kemudian Kai tersenyum, Ayu kira Kai akan menuruti permintaan Lucas dan dirinya.
"Nggak bisa gitu dong, A. Ayu kan ke sini bareng gue, masa iya pulangnya bareng Lo, A? Nanti apa kata bundanya Ayu?" Kai tersenyum ke arah Lucas. "Yu, Lo pulang bareng gue, kan?" imbuh Kai sambil tersenyum ke arah Ayu.