Bab 7 : Kepergok saat Bercinta 18+

1817 Kata
Juliet tidak mendengar apapun lagi dari luar, wanita itu menjadi penasaran. Ia menempelkan telinganya ke dinding berusaha mencuri dengar apa yang terjadi di luar. Tapi hanya ada keheningan, tidak ada suara apapun. Apakah, mereka pindah ke kamar? Begitu ucap batin Juliet sekarang. Dia mencoba melangkah pelan dan membuat pintu perlahan. Kini kening wanita itu mengerut karena tidak mendapati dua orang itu di luar. Pasti benar mereka ada di kamar, sedang berbuat apa? Melakukan apa? Juliet berpikir keras. Ia penasaran, wanita itu mendekati kamar Romeo, sama seperti sebelumnya dengan telinga yang menempel di dinding dia mendengarkan. Astaga, Juliet. Itu bukan tindakan terpuji, tapi bagi Juliet selagi tidak ada yang tahu dia mencuri dengar maka Tidak masalah bukan. "Sedang apa kau, di depan pintu kamarku?" Juliet terbelalak, ia berbalik perlahan lalu mendapati Romeo berdiri sambil memandangi dirinya dengan heran. Juliet melakukan gerakan senam, intinya dia bergerak secara random, mengalihkan perbuatan yang ia lakukan. "Aku sedang senam ...." Jawaban yang sangat tidak masuk akal. Ini jam 12 malam dan wanita itu senam. Tolong Romeo bukan orang bodoh. "Kau pikir aku percaya?" "Ya sudah, kalau kau tidak percaya ... Huu ... Haa ... Satu dua ... Satu dua ...." Ujarnya sambil berjalan menuju kamar. "Juliet ...." Lelaki itu menarik kerah belakang wanita itu lalu menarik dia mendekat. "A-apa ... Romeo?" Dengus Juliet yang rasanya ingin menghilang saj dari muka bumi ini. Ia tahu lelaki itu tidak akan percaya, tapi dia tidak mungkin mengatakan jika dia sedang mencuri dengar. Tapi, tunggu dulu! Kemana wanita seksi itu? Juliet langsung menelaah seisi ruangan dan dia tidak mendapati wanita itu di manapun. "Kemana kekasihmu?" "Di sudah pulang ...." "Pulang!" Wajah Juliet terlihat lebih baik, berbeda dengan sebelumnya. Ia tersenyum tipis, tidak mengatakan apapun lagi setelah itu hanya langsung masuk ke kamarnya. Romeo geleng-geleng, sebenarnya kenapa dengan wanita itu. Romeo menghela nafasnya, apakah wanita memang sangat sulit di pahami. Ada Juliet yang terkadang bersikap aneh, serta ada Rainy kekasihnya yang begitu agresif. Romeo tidak sanggup menangani wanita itu berakhir dengan meminta Rainy pulang. *** Rainy mengigit bibirnya, apakah ada sesuatu darinya yang kurang menarik hingga lelaki itu terlihat tidak nyaman dengannya. mungkinkah, sebanarnya Romeo guy. Pikiran Rainy berkecamuk. Lelaki pertama yang meminta dia pulang begitu saja setelah melakukan sejauh itu. Riany bergulung di kasur. Tapi entah mengapa dia semakin penasaran dengan lelaki itu, dirinya semakin ingin menaklukkan lelaki itu. Senyuman mengembang di wajah wanita itu, dia pasti sudah gila karena malah bedebar setelah di perlakukan seperti ini. Rainy menarik nafasnya, sepertinya dia sudah menemukan seorang crush untuk dirinya. Beberapa hari kemudian .... Rainy mengabaikan Romeo, wanita itu menunjukan wajah datar dan kesal setiap kali dia berpapasan dengan lelaki itu. Romeo jadi merasa bersalah, beberapa kali dia mengirim pesan singkat untuk wanita itu, meminta agar mereka membicarakan baik-baik, biar Romeo mejelaskan jika dia tidak bermaksud mengusir Rainy hanya saja dia belum siap untuk melakukan sejauh itu untuk hubungan yang masih di katakan seumur tunas kecambah. Pada waktu istirahat akhirnya Romeo langsung menghampiri Rainy dan menarik wanita itu ke ruangan musik, si sana jarang ada orang membuat mereka lebih leluasa berbincang. Romeo menunjukan wajah serius dia, menggenggam tangan Rainy, membuat wanita itu bersusah payah menahan tawanya. Melihat wajah serius Romeo sangat menyenangkan. Biar saja, agar lelaki itu tahu jika menolak Rainy itu adalah suatu kesalahan yang sangat besar. "Maaf, apakah kau masih marah tentang malam itu." Ujar Romeo dengan nada lirih. Pandangan begitu dalam dan mata berkaca-kaca. "Menurutmu? "Aku tidak bermaksud mengusirmu, aku hanya tidak ingin kau pulang larut malam." "Jika itu alasannya maka, aku bisa minta aku menginap saja, kenapa harus menyuruh aku pulang? Kau memang tidak ingin bersama denganku, bukan. Kau tidak menyukai aku ...." Cerca Rainy. Dia mengatakan begitu banyak hal, tanpa mau mendengar lelaki itu menjelaskan lebih lanjut. Romeo mencoba menjelaskan, tapi wanita itu bicara begitu banyak hingga dia tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. "Rainyyy ....." Ujarnya dengan nada memanjang. Wanita itu mendelik sinis. Dia tidak menyahut. "Kita putus saja ... Kau tolak aku seperti itu membuat harga diriku terluka." Romeo menjadi semakin panik. Tidak benar, dia sangat menyukai Rainy. Bagiamana mungkin mereka putus. "Jangan, aku tidak akan melakukan itu lagi aku berjanji, tapi bisakan kita pelan-pelan ... Aku ingin menjalin hubungan dengan hati, aku tidak seperti lelaki lain yang tertarik padamu karena fisik semata." Ucapan Lelaki itu sontak berhasil membuat wanita itu berdebar, ini ucapan paling tulus yang pernah wanita itu dengan. Wajahnya memerah karena salah tingkah, tidak dapat lagi menyembunyikan perasaannya Rainy memeluk Romeo saat itu juga. Ia tahu begini bukankah dirinya yang biasa, dia kalah oleh lembut dan manisnya perkataan Romeo. Sedangkan lelaki itu sendiri bingung dengan sikap Rainy yang tiba-tiba memeluknya. Namun, lelaki itu juga senang karena sepertinya wanita itu tidak marah lagi terhadap dirinya. "Kau sudah tidak marah kepadaku?" Tanya Romeo, dia mengelus punggung Rainy lembut. Sedangkan sang kekasih merasa begitu nyaman dalam pelukan lelaki itu. "Aku masih marah, tapi hanya sedikit ...." Romeo lebih renang mendengar apa yang di katakan Rainy. Syukurlah wanita itu mau mengerti. Di sisi lain .... Juliet sibuk dengan pekerjaannya, menyiapkan bahan, menyimpan barang membersihkan sayur dan panci penggorengan yang kotor. Walau lelah dia begitu bersemangat menjalani semua itu. "hey! Anak baru ... Bantu aku sebentar!" Seru dari belakang restoran. Juliet yang baru saja meletakan sekeranjang kentang langsung menyahut dan bergegas memenuhi panggilan itu. Saat dia berjalan keluar tubuhnya di tarik ke sebuah sudut gang buntut. "Apa yang kalian inginkan?" Juliet terlihat cemas ia menatap dua orang wanita yang terlihat memperhatikan dia dari ujung kaki hingga kepala. Juliet berbalik dan berusaha kembali tapi dari belakang sudah ada beberapa pekerja lain yang juga melihat dia dengan lekat. "Anak baru ... Mari kita makan bersama!" Ujar salah satu di antara mereka. Raut wajah mereka seketika berubah, mereka merangkul Juliet dan mengajak dia duduk di sana bersama dengan yang lain. "Kau juga manusia, butuh makan dan istirahat ...." Ujarnya. Dia memberikan sekotak makanan untuk Juliet tidak lupa sebotol air juga. Juliet Dudung dengan canggung, ia berpikir jika dirinya akan di bully. Tapi ternyata mereka semua adalah orang-orang baik. Tidak butuh lama Juliet akhirnya akrab dengan mereka semua, bahkan ia juga menghafal nama mereka. Naomi, Chip, Dania, Shak, Aldo juga Damian dan Sharon. Mereka adalah pelayan dan ada juga yang bekerja sebagai asisten koki. Mereka semua orang-orang yang begitu baik dan menyenangkan. Juliet tidak pernah membayangkan jika dirinya akan mendapatkan teman begitu cepat. Beberapa hari berlalu ... Juliet mulai terbiasa dengan pekerjaannya, dia juga semakin bersemangat karena kini sudah akrab dengan semua orang. Setiap kali jam istirahat mereka akan makan bersama, bercerita dan bercanda. Si humoris Chip selalu menceritakan lelucon aneh. Namun, bisa begitu saja membuat Juliet tertawa. Sedangkan ada juga si kaku Sharon dan si tukang makan Aldo. Sedangkan Juliet mendapatkan gelar si Strong women, keren dia selalu bersemangat dalam melakukan apapun Romeo lagi-lagi makan sendiri, dia termenung karena semenjak Juliet bekerja rumah terasa begitu sepi. Bisanya dia akan pulang dan di sambut oleh wanita itu. Tapi kini dia pulang dan mendapati rumah masih dalam keadaan gelap karena wanita itu belum pulang. Biasanya Juliet akan pulang setelah jam makan malam selesai. Bel pintu berbunyi, Romeo langsung menuju ke pintu untuk melihat siapa yang datang di jam segini. Saat ia membuka pintu wajah cantik Rainy sudah ada di hadapannya wanita itu mengenakan celana pendek dan baju berkerah rendah seperti biasanya. Romeo mempersilahkan wanita itu masuk. Baru saja pintu tertutup, Rainy sudah menyambar bibir Romeo, ia mendorong lelaki itu ke sofa kau menaiki tubuh wanita itu dan melanjutkan ciuman mereka. Romeo tidak dapat menolak dia hanya pasrah keren jika dia menolak maka Rainy akan menjadi kesal. Wanita itu membuka pakaian, menyisakan tubuh polos, tenyata wanita itu tidak mengenakan pakaian dalam. Romeo terpaku tapi Rainy sudah tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi, gairahnya benar-benar butuh di salurkan dan dia ingin melakukan itu bersama dengan Romeo. "Aku sudah tidak tahan lagi, Romeo." Ujar Riany dengan desahan. Oh tidak jiwa Romeo berguncang, dia tidak mengerti mengapa dia menjadi kehilangan arah. Tubuhnya tidak dapat lagi ia kendalikan. Romeo membalikan posisi hingga dirinya kini menindih tubuh wanita itu. Dia mencumbu Riany hingga wanita itu mendesah hebat padahal mereka belum melakukan permainan intinya. Saat itu tubuh Rainy sudah polos dan peluh penuh, mereka yang hanyut dalam nafsu tidak peduli jika melakukan hal itu di ruang tv. Dengan posisi Cowgirl mereka bercinta dan menyalurkan hasrat liar satu sama lain. Berbeda dengan Rainy yang sudah berpengalaman, bagi Romeo ini adalah pengalaman yang pertama. Lelaki itu memejamkan matanya, saat pinggul ramping wanita itu bergerak membuat miliknya merasa di remas. Romeo sudah tidak tahan dia tidak dapat menahan gelombang kenikmatan itu lebih lama lagi. Akhirnya Romeo kelaur, lelaki itu sedikit terengah-engah. Sedangkan Rainy sebenarnya masih belum puas, tapi ia menyadari sepertinya ini seks yang pertama Romeo wajah lelaki itu tidak dapat mengendalikan diri. Rainy melakukan apa yang harusnya ia lakukan, berpengalaman membuat dia tahu bagaimana cara menangani pria. Di saat Rainy melakukan oral dan Romeo menikmatinya, pintu apartemen terbuka. Mereka bertiga terkejut. Terutama Juliet yang harus menyaksikan pemandangan erotis seperti itu. Dia bingung harus melakukan apa. Juliet perlahan-lahan mundur lalu kemudian berbalik pergi entah kemana. Romeo langsung mencoba bangkit tapi Rainy menahan lelaki itu. "Kau mau kemana?" Tanya Rainy. "Itu ... Juliet ...." "Biarkan saja diam, dia sudah dewasa Romeo bukan anak kecil!" Jelas Rainy. Mereka berdua masih tanpa busana, sedangkan Juliet masih sangat shock dan memilih untuk duduk di halte bus. Kemana dia harus pulang, Setelah melihat semua itu akan sangat tidak nyaman jika dirinya kembali ke sana Dalam renungan wanita itu tidak tahu harus kemana dan melakukan apa. Dia terdiam dan tidak lama kemudian Romeo datang. Lelaki itu tahu Juliet tidak seharusnya melihat hal yang tidak pantas seperti itu. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan wanita itu pergi makan hari seperti ini. "Juliet!" Panggil Romeo, Juliet menoleh lalu kemudian hanya diam. "Maaf ...." Ucap mereka berdua bersama. Juliet dan Romeo saling menoleh lalu menunjukan wajah bertanya satu sama lain. "Untuk?" Lagi-lagi mereka berdua mengatakan hal yang sama. Kini mereka berusaha terkekeh kecil. "Maaf, aku sudah menggangu waktu intim kalian. Seandainya aku tahu aku tidak akan pulang lebih cepat." Jelas Juliet. "Aku yang salah, aku melakukan hal seperti itu di luar Kamar .... Aku yang salah sudah membuat kau tidak nyaman." Ujar Romeo. "Tapi itu rumahmu, kau bisa melakukan itu di manapun ...." Juliet berkata dengan tatapan sendu. "Kau benar ... Tapi tetap saja ... Aku tidak harus melakukannya di sana. Pulanglah Juliet, aku khawatir kau di luar larut malam seperti ini." Juliet menatap lelaki itu dengan tanda tanya besar. Sebenarnya apa arti dirinya bagi Romeo, orang asing? Jika memang begitu mengapa lelaki itu harus begitu perduli pada dirinya. "Lalu bagaimana dengan kekasihmu?" "Dia tidak masalah dengan hal itu, lagi pula kenapa dia harus marah ... Ayo kita pulang ." Bujuk lelaki itu sambil mengulurkan tangannya kepada Juliet. Wajah itu menimbang apa keputusan yang harus dia ambil. Namun, belum sempat memutuskan lelaki itu sudah menariknya bangkit dan membawa dia kembali menuju apartemen.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN