Althaf mengantarkan Kinan kembali ke rumah kostnya, ketika malam baru saja beranjak. “Mau mampir dulu?” ajak Kinan. Saat ini mobil yang dikemudikan Althaf baru saja berhenti di depan gerbang kost-kostan. “Boleh?” Althaf tak percaya Kinan mengajaknya untuk mampir. Kinan tersenyum. Ini sudah kedua kali Al mengantar ke tempat kost-annya, jadi tak apa jika ia menganjak untuk sekedar mampir. “Tika pasti sudah di rumah.” Kinan keluar dari mobil di ikuti Althaf. “Kalau rumah sepi aku gak berani ajak teman mampir, khususnya jika seorang laki-laki.” “Jadi aku lelaki pertama yang masuk kost kamu?” tanya Althaf dengan percaya diri. “Bukan, kamu yang kedua.” Dan rasa kecewa hadir dalam hati Althaf. “Siapa yang pertama?” tanyanya penasaran. “Agus, kekasih Tika.” Kinanti tak memperhatikan s