Rayyan jatuh terkulai di atas tubuh Silvania. Napas pria itu cepat dan berat. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Butuh beberapa menit sampai Rayyan kembali terlihat normal. Pria itu mengangkat tubuhnya yang lengket dari tubuh Silvania. Memandang Silvania dengan senyum lembutnya sebelum mengecup puncak dahinya. "Kita mandi." Ucapnya seolah tak terjadi apa-apa. Silvania memandang wajah suaminya. Rayyan memang tersenyum padanya, namun senyum pria itu tidak sampai ke matanya. Tidak seperti biasanya. Dan hal itu membuat hati Silvania terasa tercubit. Ia merasa sakit, meskipun ia tidak benar-benar tahu apa alasannya. Rayyan memunggungi Silvania dan mengenakan kembali celananya. Mengambil tisu basah dari dalam nakas dan mengusap perut Silvania tanpa banyak bicara. Setelahnya pria itu per