Silvania bergerak. Ia mengernyit kala merasakan keanehan. Bantal yang digunakannya tidur terasa jauh lebih keras namun anehnya hangat. Begitu juga dengan gulingnya, rasanya lebih lebar dibandingkan guling yang biasa digunakannya. Namun begitu, ia enggan untuk membuka mata dan malah memeluk guling itu dengan lebih erat karena rasanya nyaman. Tapi keanehan tidak sampai disitu karena kemudian Silvania merasakan kepalanya bergerak naik turun. Apa ini? Batinnya bingung. Kenapa guling ini seperti bergerak? Dimana sebenarnya Rayyan membeli guling ini? Rayyan?! Sosok pamannya itu tiba-tiba membuat Silvania tersentak kenyataan. Ia membuka mata dan tubuhnya berubah tegang. Silvania melihat tangannya sendiri memeluk sesuatu dan jelas itu bukan guling, melainkan perut Rayyan. Ia? Memeluk perut