Hari berikutnya, Marvel mengajak Sharon bertemu dengan beberapa teman kuliahnya di sebuah rumah makan klasik Prancis yang akrab tapi eksklusif. Mereka adalah pasangan suami istri yang telah tinggal di Paris selama bertahun-tahun, sebagian adalah pengusaha, arsitek, dan profesor. Sharon sempat gugup, berada di antara kalangan intelektual dan sosialita Paris yang glamor, namun Marvel menenangkannya sebelum mereka masuk ke ruangan. “Jangan cemas, ingat bahwa wawasan kamu sekarang pun jauh lebih luas, bahkan kita berasal dari kampus yang sama,” tutur Marvel. Sharon tersenyum kecil meski tangannya berkeringat. Dulu, ketika Marvel membawanya ke lapangan golf untuk pertama kali, dia merasa benar-benar kerdil, meski dia bisa menjawab. Namun, ada sisi hatinya yang merasa bahwa dia tak pernah bisa