Sharon tak mengerti mengapa ketika Marvel memasuki kamar besar itu, wajahnya terlihat murung dan tampak terlalu banyak pikiran. Padahal ketika di mobil tadi mereka masih berbincang cukup akrab. Marvel menceritakan tentang dosen-dosen di kampusnya yang kini menjadi kampus Sharon. Banyak dosen baru yang Marvel tak kenal, jelas saja dia kuliah sudah lebih dari dua puluh lima tahun lalu. Mungkin sebagian besar dosennya sudah meninggalkan dunia ini. Kembali pada Marvel yang terlihat penuh beban pikiran, dia kini berbaring di ranjang tanpa mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai. Sharon menghampirinya dan duduk di tepi ranjang, “Mas, kenapa?” tanyanya lembut. Marvel menggelengkan kepala, lalu menutupi matanya. Apakah benar dia memiliki adik satu ayah? Lalu jika ibu anak itu meninggal k