Setelah hujan yang mengguyur sejak siang, aroma tanah basah masih melekat di udara. Jalanan yang sempat tergenang kini mulai surut, menyisakan genangan kecil di trotoar dan pinggiran jalan. Di salah satu sudut jalan dekat kampus, sebuah kedai bakmi sederhana berdiri dengan pencahayaan remang dan aroma kaldu ayam yang menggoda dari dapurnya yang terbuka. Cathy berdiri di seberang jalan, mengenakan blouse putih dan celana jeans. Rambutnya diikat tinggi, wajahnya tampak lelah setelah seharian kuliah, namun matanya menyorotkan sesuatu yang berbeda. Dia melihat Yasha duduk sendiri di bangku kayu, menunggu dengan jaket yang dia lipat di pangkuannya. Dengan langkah ringan namun gugup, Cathy menyebrang dan menghampirinya. “Sudah lama nunggu?” tanyanya sambil duduk di seberangnya. “Baru beberap