36. Kelas yang Tak Lagi Ramah

1603 Kata

Pagi itu di kampus elit tempat Sharon menempuh pendidikan, tampak seperti biasa, megah bersih dan tenang. Di balik pilar-pilar besar yang memayungi lorong utama. Langit cerah menyorotkan cahaya matahari ke lantai marmer berkilau. Para mahasiswa berjalan dengan gaya mereka masing-masing. Beberapa dengan laptop di tangan, sebagian lagi sibuk berbicara tentang proyek bisnis atau rencana liburan setelah ujian tengah semester. Mereka tampak sibuk mengatur rencana. Sharon melangkah ringan menuju ruang kelas eksklusifnya. Rambutnya dikuncir sederhana, riasannya tipis namun segar. Dia mengenakan blouse putih dan rok abu-abu elegan. Di tangannya tergenggam sebuah buku catatan kecil ide-ide memasaknya yang akan direalisasikan bersama Yasha. Namun, sebelum sempat memasuki ruang kelas, langkah Shar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN