Gerbang besi otomatis terbuka pelan, memperlihatkan pemandangan rumah megah bergaya kolonial-modern yang berdiri dengan anggun di tengah halaman yang hijau dan terawat. Cathy memandang sekeliling dengan takjub, meski ini bukan kali pertamanya datang ke sini. Namun Yasha tetap diam. Tangannya memegang erat kantong belanjaan yang berisi bahan-bahan segar. Ada sesuatu yang terasa berat di dadanya, entah kenapa, rumah ini makin terasa asing. Atau terlalu besar untuk hatinya yang perlahan mengecil. Saat mereka memasuki rumah, Sharon menyambut dengan senyum cerah. Rambutnya diikat ke atas dengan sederhana, dan dia mengenakan apron krem di atas blouse lengan panjangnya. Cahaya sore dari jendela kaca besar menyinari kulitnya yang terlihat lembut. Cathy langsung menghampirinya, memeluk sebentar.