Nadira menatap cincin yang melingkar di jari manisnya tanpa henti, sesekali ia tersenyum tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di hidupnya. "Nanti aku belikan yang lebih bagus." Ucap Denis, sambil melirik ke arah Nadira, membagi fokus karena tengah mengemudi. Nadira menggeleng, "Nggak. Aku suka ini." Balasnya sambil mengacungkan tangannya. "Cantik banget ya?" "Cantik, kayak yang pake." Puji Denis. "Bagaimanapun juga aku akan membelikan cincin lain untukmu, karena itu lamaran Oma. Bukan lamaranku." Lanjut Denis. "Apa bedanya?" Tanya Nadira. "Jelas beda. Karena yang akan menikahi kamu itu aku, bukan Oma. Jadi harus aku sendiri yang melamar kamu." Jelas Denis. Nadira hanya tersenyum menanggapi. "Nanti kedua orang tuaku pasti datang ke rumahmu untuk membicarakan hubung