Perlahan Febian menutup pintu kamar Nadira dengan sangat hati-hati. Setelah memastikan wanita itu benar-benar tidur, barulah Febian pulang dan meminta beberapa perawat untuk memantau keadaan Nadira secara bergilir. Kejadian yang baru saja dialami Nadira tentu saja bukan tanpa alasan dan tidak mungkin hanya karena ingin makan sate. Bisa saja ia memesan sate ataupun makanan lainnya karena Nadira berada di kamar paling mahal di Rumah sakit itu dengan service nomor satu. Itu hanya alasan saja untuk mengelabui Febian. Tepat pukul dua dini hari, Febian baru sampai di rumahnya. Kedatangannya disambut Nindy yang sudah berdiri dengan gelisah di ambang pintu. "Kenapa belum tidur?" Febian menghampiri Nindy setelah memarkirkan mobilnya. "Jam segini belum tidur." Tanya Febian heran karena tidak b