Sammuel memasang wajah yang sangat sedih, melihat Biru yang kini di tandu menuju tempatnya, Sammuel bahkan ikut turun ke Sawah, membantu mengangkat tubuh sang anak untuk naik ke pematang, tak dipedulikan sepatu mahalnya yang terkena lumpur, yang dia pedulikan hanyalah Biru darah dagingnya satu-satunya. “Naik heli saja agar cepat!” mohon Sammuel pada petugas kesehatan yang kini memperkencang bebatan kaki Biru untuk sementara waktu agar menghentikan pendarahannya. Para tenaga kesehatan itu saling toleh dan mengangguk, Biru harus segera di tolong saat ini karena darah yang keluar sangat banyak. “Darel ikut om ya, kamu juga harus diobati,” tukas Sammuel, Darel mengangguk, mengabaikan darah yang juga mengalir dari keningnya. Salah satu petugas kesehatan mengambil tabung oksigen darurat