Viera menatap Biru dengan pandangan prihatin dari balik ruang kaca yang sudah dua hari ini menjadi tempat peembaringannya. Melihat tubuh Biru yang terbaring lemah tak berdaya membuatnya sangat sedih, seandainya saja bisa, ingin dia menggantikan posisi anaknya disana, dia akan sangat ikhlas, dibandingkan melihat kesakitan Biru seperti ini. Angga pamit pagi tadi untuk urusan restoran yang sangat urgent, jika saja hal itu tak mendesak, tak mungkin dia meninggalkan Biru yang sangat dicintainya. Sementara Sammuel tampak tertidur pulas di bangku ruang tunggu, Viera sudah memintanya untuk tinggal di hotel terdekat saja, namun lelaki keras kepala itu tak mau, dia ingin menunggui Biru disini, tak peduli pada Viera yang memintanya pergi. Hingga Viera hanya mengabaikannya saja, toh memang meskipu