Empat Puluh Enam

1545 Kata

Saat setengah perjalanan, ponsel Viera berdering, Viera mencari ponsel itu di dalam tasnya, lalu matanya membelalak saat tertera nama Sammuel yang meneleponnya, dengan cepat diangkat panggilan itu. “Vi,” ucap Sammuel, Viera ingin langsung memaki, namun Angga menggenggam tangannya untuk menahan makian yang ingin dilontarkan dari mulut Viera, membuat Viera mengatupkan bibirnya. “Ibu stroke, aku dirumah sakit sekarang, Biru demam, dia selalu memanggil nama kamu, maafin aku Vi, tapi bisakah kamu kesini? Biru  membutuhkanmu,” ucap Sammuel, kentara sekali suaranya yang sarat akan penyesalan. “Ya, kirim alamatnya,” ucap Viera dengan suara bergetar karena mencoba bersikap tenang, menahan marah dan kecewa. Air matanya  lolos begitu saja, Biru sakit saat ini dan terus memanggil namanya, membuat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN