Wajah Zulfa sudah dipenuhi titik peluh, berulang kali sudah Zul menyeka keringat di wajah istrinya.
"Sakit, Pi" akhirnya terlontar juga keluhan itu dari sela bibir Zulfa.
"Iya Papi tahu," sahut Zul asal saja.
"Bagaimana Papi bisa tahu rasa sakitnya, memangnya Papi pernah melahirkan?" Tanya Zulfa dengan wajah meringis kesakitan. Zul tertawa untuk mengusir rasa cemas di dalam hatinya, juga untuk mengalihkan perhatian Zulfa dari rasa sakit yang datang dan pergi, karena kontraksi yang dialami.
"Mami tahu tidak, bahasa Banjar kontraksi?"
"Tahu, mehuat, kata Mbak Vita," jawab Zulfa.
"Istri Papi semakin pintar bahasa Banjarnya." Zul menjawil puncak hidung istrinya.
"Aduh sakit Pi, sakitnya lebih dari tadi, aduh..." Zulfa menjerit meneriakan doa Nabi Yunus berulang kali, rasa sakit ka
