Masih seperti hari yang lalu, Zulfa tetap pergi ke kantor, tapi tidak untuk bekerja, melainkan hanya memuaskan keinginan ngidamnya yang aneh. Tapi Zul tidak sedikitpun protes atau mengeluh. Ia tetap mengikuti keinginan istrinya yang sebenarnya sedikit merepotkan pekerjaannya. Untuk memenuhi jadwal baru istrinya yang unik, Zul meminta sekretarisnya mengatur jadwal pertemuan dengan relasinya di atas jam sepuluh pagi. Setelah ritual ngidam unik Zulfa selesai. Zulfa berjalan di sisi Zul menuju pintu lobi kantor. Zul menggenggam jemari Zulfa lembut. Sementara tangan Zulfa yang lain menenteng goodie bag dari bahan kanvas yang berisi termos kecil dan kotak makan berisi kue. Langkah Zul pelan dan pendek saja, karena tidak ingin istrinya tertinggal oleh langkahnya. Pintu lobi terbuka, Ani yang me