"Maura, masuklah, silahkan duduk!" Zul memperkeras suaranya, membuat Maura tersadar dari terpukaunya. Maura melangkah maju dengan langkah ragu, matanya lekat menatap punggung seorang wanita yang ia ragu akan siapa dia. Tapi Maura sangat yakin, kalau wanita bertubuh mungil yang menempel di tubuh Zul itu, mengenakan seragam office girl kantor Zul. "Duduklah Maura, aku tahu kamu pasti sangat terkejut," Zul menunjuk kursi di depannya, jarak mereka terpisahkan oleh meja kerja Zul. Maura duduk, sikapnya seakan seperti orang yang terkena hipnotis saja. "Ehmmm, Peluk Papi," gumam Zulfa manja. Zul mengusap lembut punggung Zulfa dengan satu tangannya, sementara tangan yang lain meletakan buku nikah di hadapan Maura. "Aku harap ini bisa menjelaskan semuanya, Maura. Maaf, kalau hal ini baru aku