“Hai Kinan, assalamualaikum, apa kabar?” Tanya Arfi dengan nada sangat lembut. “Waalaikumusalam Mas Arfi, alhamdulilah, seperti yang Mas Arfi lihat. Aku baik dan sehat. Darimana Mas Arfi bisa tahu kalau saya ada di makam?” Tanya Kinan di mobil perjalanan ke rumah eyang. “Mbak Mala. Aku memintanya memberi tahu, eeum mungkin lebih tepat memaksanya sih. Kamu menghindariku Kinan, kenapa? Telponku tidak dijawab, pesanku juga. Boro-boro dibalas, dibaca juga enggak kan. Tapi kata Mbak Mala nomer ponselmu tetap kok, tidak berubah.” Kinan diam, tidak tahu harus menjawab apa. Memang benar dia menghindari Arfi, apalagi sejak pertemuan mereka di butik waktu itu, karena dia tahu diri. Arfi akan menikah dengan perempuan lain. “Kenapa kamu menghindariku Kinan?” Kejar Arfi tapi tetap dengan nada yang