Wajah Arfi sangat gelap. Aura menyeramkan menguar dari tubuhnya, membuat siapapun yang melihatnya berpikir lebih baik menghindar daripada menimbulkan masalah. Di hadapannya sekarang ada sosok lelaki dan perempuan paruh baya yang menghiba, memohon padanya agar mau melepaskan Kirana, mencabut laporannya di kepolisian. “Dengar! Saya tidak peduli bahwa kalian adalah mertua saya! Saya tidak peduli bahwa Kirana adalah adik Kinan! Yang saya tahu, anak kalian yang gila itu berniat membunuh istri dan anak saya yang bahkan belum lahir! Dia tidak hanya mengeksekusi, tapi juga dalang, otak rencana jahat ini! Saya tidak akan mencabut laporan saya, jika perlu saya malah akan minta jaksa untuk memberi hukuman mati!” Suara tangisan pecah di ruangan itu. Widuri menangis tersedu, dia meraung, kaget menden