"Hai Kinan... Assalamualaikum, selamat siang." Sebuah suara lembut yang akhir-akhir ini akrab di telinga Kinan terdengar. Kinan yang sedang menikmati makan siangnyatampak kaget melihat keberadaan Arfi yang bagai hantu di rumah eyang. Dilihatnya jam di dinding, jam satu. Kapan Mas Arfi datang? Jam segini ini sudah sampai sini. "Aku sampai sini sekitar tiga puluh menit lalu, kamu masih di kamar. Ini barusan numpang mandi. Semalam aku sudah bilang ke eyang akan sampai di sini pagi ini. Oiya ini titipan dari mama untukmu. Bukalah." Arfi memberikan satu buah paper bag. "Apa ini Mas?" Kinan menerima, jika dilihat dari bentuknya seperti sebuah buku tapi tebal. Seperti text book. Tapi dia kan sudah tidak kuliah lagi. "Novel. Kata mama kamu penggemar novel lawas, itu koleksi kesayangan mama, k