Tama dan Ayuna masih berbaring menatap langit-langit dari dalam selimut. Tangan mereka berpegangan. Keduanya masih menyadarkan diri dengan apa yang baru saja mereka lakukan. Beberapa menit kemudian, Tama dan Ayuna saling menatap satu sama lain. Tama memiringkan tubuhnya. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh pipi Ayuna lembut. Kedua bola mata Tama menatap bola mata Ayuna bergantian. Wanita itu tersenyum ke arahnya. Tama terus menatap istrinya tanpa bosan. Tama masih berusaha mengatur napasnya. Sensasi penyatuan mereka masih terngiang di dalam pikirannya. Perjuangannya untuk menunggu selama beberapa hari berbuah manis. Lelaki itu telah menerima apa yang menjadi haknya meskipun terkesan sangat buru-buru. Pandangan Tama terus terpatri pada bola maa bening milik istrinya. Wanita itu berusaha