Perubahan sifat Su Qiang

1691 Kata
Saat melihat sosok Su Qiang sedang duduk santai disebelah peti matinya. Su Xiang, Meng Zhu dan pelayan lainnya yang berada dibelakang mereka berdua merasa sangat terkejut dan rasa takut menyelimuti semua orang. Kecuali Su Xiang yang malah merasa penasaran dengan sosok putrinya yang sedang duduk dan dia terlihat seperti orang sehat pada umumnya. Sehingga, Su Xiang pun berjalan ke arah putri pertamanya itu dan dia menatap lebih dekat sosok putrinya yang malah tersenyum kepadanya. Membuat, Su Xiang semakin penasaran terhadap putrinya itu. "Kamu! Apakah kamu benar-benar putriku Su Qiang?" Tanya Su Xiang sambil memicingkan matanya. Su Qiang pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Ya! Aku Su Qiang dan kamu ...." Su Qiang tiba-tiba merasa sakit di kepalanya dan muncul kenangan tentang pria paruh baya yang ada didepannya itu dan dalam bayangan itu, mengatakan jika pria paruh baya yang ada di depannya adalah ayah kandung dari si pemilik tubuh aslinya. Membuat Su Qiang langsung mengusap dadanya, agar dia bisa menahan amarahnya terhadap ayah yang kejam dan tega terhadap pemilik asli tubuhnya itu. "Sial! Jadi dia ini ayah kandung dari pemilik asli tubuh ini?" Gumam Su Qiang yang langsung menggerutu sendiri dan itu membuat Su Xiang mengerenyitkan dahinya. "Ada apa? Kamu sakit?" Tanyanya dengan suara dingin. Su Qiang mengangguk sambil memegang kepalanya. "Aduh! Iya ... Iya ayah kepala aku sangat sakit sekali. Mungkin terlalu banyak air yang masuk ke kepala aku jadi sekarang aku ...." Su Qiang langsung berteriak kesakitan dan itu membuat Su Xiang langsung berlari ke arah Su Qiang yang sedang mengeluh kesakitan. "Kamu! Kamu baik-baik saja Qian?" Tanya Su Xiang dengan tatapan penuh khawatir dan dia segera menyentuh dahinya Su Qiang saat itu juga. "Qian ... Kamu baik-baik saja kan? Qian, dengarkan ayah! Qian!" Teriak Su Xiang yang semakin mengkhawatirkan putrinya yang kini, masih berteriak merasakan sakit di kepalanya. Padahal, sebenarnya Su Qiang sedang mengetes Su Xiang dan dia ingin tahu, apakah dia masih memiliki perasaan sedikit saja untuk putrinya dan saat ini, dia melihat dengan jelas jika ayah si pemilik tubuh aslinya ternyata tidak sejahat seperti yang dia pikirkan. Karena dia melihat ada tatapan khawatir serta dengan dia panik seperti itu, berarti Su Xiang masih memiliki rasa kasih sayang kepada putrinya dan Su Qiang langsung tersenyum kecil saat itu juga. "Jadi ayahnya tidak sejahat yang aku pikirkan dan dia sepertinya masih memiliki rasa kasih sayang kepada pemilik asli tubuh ini. Tapi kenapa bisa dia tidak peduli kepada pemilik asli tubuh ini dan dalam bayanganku tadi, dia selalu bersikap kejam bahkan selalu memberi hukuman pada pemilik asli tubuh ini, tapi kenapa? Ada apa ini? Mungkinkah pemilik asli tubuh ini di ...." Su Qiang langsung melihat ke arah wanita paruh baya yang berdiri di depan pintu bersama para pelayan wanita dibelakangnya dan Su Qiang melihat ingatan pemilik tubuh aslinya jika wanita paruh baya itu adalah ibu tirinya. "Wanita itu ... Wanita tua itu adalah ibu tiri dari pemilik asli tubuh ini dan ... dia terlihat sangat marah ketika ayah pemilik tubuh ini begitu perhatian padaku. Jadi ... Bisa disimpulkan kalau ... Dialah dalang dari semua masalah ini dan dia juga lah orang yang membuat ayah dan anak ini memiliki hubungan sangat buruk," gumam Su Qiang dia dalam hatinya dan dia kini, sudah mengerti alur dari kisah dan jalan cerita di dalam kediaman perdana menteri itu. "Baiklah! Karena aku sudah mengetahui situasinya. Maka aku ... aku akan membuat ayah ini bisa menyayangi aku lagi dan dengan tangan dia, aku perlahan akan membuat perhitungan dengan mereka yang sudah membuat pemilik tubuh asli menderita," gumam Su Qiang yang tersenyum sendiri, lalu setelah itu dia pun segera mengubah ekspresi wajahnya untuk meneruskan aktingnya. "Ahhhh! Ayah ... Aku ... Aku merasa sakit sekali! Ini ... Ini ayah aku sangat takut ... Aku sangat takut! Aku takut sekali ayah!" Ucap Su Qiang yang segera memeluk tubuh Su Xiang dengan sangat erat, wajahnya dipenuhi air mata dan tubuhnya gemetar ketakutan, seolah dia memang sangat ketakutan. Melihat putrinya yang ketakutan dan dalam keadaan lemah. Su Xiang tidak bisa menyembunyikan perasaan sedih dan khawatir terhadap putri yang sebenarnya dia sayangi. "Qian! Katakan kepada ayah, mana yang sakit dan jangan takut ... Kamu jangan takut! Di sini ada ayah, ayah akan melindungi kamu," ucap Su Xiang yang segera membalas pelukan putrinya untuk menenangkan putrinya yang masih ketakutan itu. "Ayah! Aku takut ayah! Aku takut! Di dalam peti itu sangat gelap dan air ... air ... Air itu ... air itu sangat menakutkan ayah!" Ucap Su Qiang seperti orang yang mengalami trauma yang sangat besar dan itu membuat Su Xiang semakin mencemaskan keadaan Su Qiang. "Qian! Jangan takut! Di sini tidak ada air dan peti mati ini ... Peti mati ini akan segera Ayah singkirkan!" Ucap Su Xiang yang segera melihat ke arah Meng Zhu beserta pelayan yang berdiri di belakangnya. "Kalian! Kenapa diam saja di sana! Cepat singkirkan peti mati ini dan buang sejauh-jauhnya agar nona pertama tidak ketakutan lagi!" Teriak Su Xiang memberi perintah kepada para pelayan itu. Mendengar itu, secepatnya para pelayan itu segera datang menghampiri Su Xiang dan mengangkat peti mati itu untuk dibawa keluar dari dalam kuil. Sedangkan Meng Zhu. Dia hanya mengepalkan tangannya dan merasa sangat kesal, karena dia gagal membuat Su Qiang mati dan ya.h membuat dia lebih kesal, dia melihat Su Qiang begitu berbeda dengan sikapnya sebelumnya. Karena sebelumnya, Su Qiang adalah orang yang sangat pendiam dan dia tidak berani bicara dengan ayahnya, jadi dia dengan bebas memfitnah serta membuat Su Qiang harus dibenci oleh ayahnya sendiri. "Sial! Kenapa dia bisa hidup kembali? Bukankah kemarin sudah sangat jelas kalau dia sudah tidak bernapas lagi? Kenapa dia bisa bangun bahkan terlihat baik-baik saja seperti itu?" Gerutu Meng Zhu yang hanya bisa menahan semua amarah di dalam hatinya. Saat Meng Zhu sibuk dengan pikirannya. Tiba-tiba dia langsung terkejut ketika mendengar suara Su Xiang berteriak memanggilnya. "Meng Zhu! Apakah kamu akan terus berdiri di sana seperti patung dan tidak mau peduli terhadap putri kamu ini?" Ucap Su Xiang yang membuat Meng Zhu langsung tersentak dan secepatnya dia tersenyum terpaksa saat itu juga. "Ah iya! Maafkan saya karena sudah membuat Tuan besar menunggu. Ini ... Saya akan memanggil tabib untuk memeriksa keadaan Qian. Ya ... Karena Qian kan bangun dari kematiannya. Jadi dia ...." Belum Meng Zhu selesai bicara. Su Qiang langsung berteriak serta menangis lebih kencang lagi. "Ahhh! Hiks ... Hiks ... Ayah, tolong jangan membahas tentang kematian lagi. Aku ... Aku takut sekali jika mengingat tentang itu! Ayah ... Aku ingin kembali ke kamar aku, hiks ... Hiks ... Di sini sangat menakutkan sekali ayah," ucap Su Qiang sambil menghapus air mata di sudut matanya dan di dalam hatinya, Su Qiang langsung tertawa. "Ini baru permulaan untuk kamu Meng Zhu! Ke depannya, aku tidak akan meloloskan kamu dan perlahan kamu akan mendapatkan pembalasan dendam dari aku untuk pemilik asli tubuh ini yang sudah kamu siksa selama ini," gumam Su Qiang sambil tersenyum tipis dan dia kembali ke ekspresi wajahnya semula yang sedang menangis itu. Mendengar keluhan Su Qiang. Su Xiang merasa sangat sedih dan sangat kasihan kepada putrinya yang selama ini dia acuhkan bahkan sering mendapatkan amarah darinya. "Baik! Baik Qian! Ayah berjanji tidak akan ada satu orang pun yang boleh membahas tentang kematian di dalam kediaman ini, kalau ada yang membahas ini lagi ...." Su Xiang langsung melirik ke arah Meng Zhu dan melanjutkan lagi ucapannya. "Ayah akan memberi hukuman 30kali hukuman pukul dengan tongkat atau 30 kali hukuman cambuk, agar mereka tidak mengatakan sembarangan lagi tentang hal ini," ucap Su Xiang dengan tegasnya. Membuat Meng Zhu langsung merinding di seluruh tubuhnya dan Su Qiang tertawa di dalam hatinya. "Terima kasih ayah, ayah memang yang paling terbaik dan bisakah aku pergi meninggalkan tempat ini?" Ucap Su Qiang. "Tentu saja boleh, ayah akan mengantar kamu ke kediaman kamu sekarang juga!" Ucap Su Xiang yang kemudian menggendong Su Qiang saat itu juga. Namun, Meng Zhu langsung panik saat melihat Su Xiang menggendong Su Qiang dan hendak membawanya pergi ke kediamannya. "Eh ... Tuan besar! Anda tidak perlu menggendong Qian seperti ini. Karena ... Karena ... Ah! Bukankah Anda memiliki sakit pinggang dan tabib mengatakan jika anda tidak boleh kelelahan. Jadi ... Biarkan pelayan yang mengambilkan tandu dan biarkan mereka yang mengantarnya saja sampai ke kediaman," ucap Meng Zhu sambil menahan senyum yang dia lakukan secara terpaksa. Su Xiang pun melihat ke arah Su Qiang dan berkata kepadanya. "Qian! Kamu bagaimana? Apakah kamu setuju dengan saran dari ibunda kamu itu?" Tanya Su Xiang. Su Qiang pun melihat ke arah Meng Zhu dan dia melihat Meng Zhu melotot dengan tatapan mengancam. Membuat Su Qiang jika itu pemilik asli pasti akan ketakutan, tapi saat ini yang menempati adalah Su Qiang dari masa depan, jadi dia tidak merasa takut dengan ancaman dari ibu tirinya. "Ayah! Aku ingin tetap bersama ayah, karena aku merasa sangat nyaman jika aku bersama ayah. Emmm ... Bolehkah aku meminta agar ayah menemani aku lebih lama lagi?" Ucap Su Qiang dengan tatapan memohon. Melihat itu, Su Xiang menghela napas panjang dan dia merasa bingung sendiri. "Ini! Ayah ...." Belum selesai Su Xiang selesai bicara. Datang seorang pengawal yang menjaga pintu depan kediaman memberi hormat kepada Su Xiang. Membuat Su Xiang tidak bisa mengantar putrinya sampai ke kediaman "Qian, ayah sepertinya tidak bisa mengantar kamu, karena ... Sepertinya ada tamu yang ingin bertemu dengan ayah. Kamu lebih baik kembali ke kediaman dulu, nanti ayah akan menemui kamu setelah selesai dengan tamu itu," ucap Su Xiang. Su Qiang hanya menganggukkan kepalanya dan dia tidak bisa memaksa ayahnya itu. "Baiklah ayah! Aku mengerti!" Jawab su Qiang sambil tersenyum manis dan dia pun turun dari atas gendongan ayahnya. "Kalau begitu aku pergi dulu ayah. Sampai bertemu lagi!" Ucap Su Qiang sambil melambaikan tangannya membuat Su xiang tersenyum saat melihatnya. "Iya! Sampai bertemu lagi Qian!" Jawab S Xiang. Setelah itu. Su Qiang pun masuk ke dalam tandu kecil yang sudah disediakan oleh ibu tirinya dan dia pun masuk sambil menatap wajah ibu tirinya yang tersenyum palsu kepadanya. Lalu setelah itu, Su Qiang pun meminta pelayan untuk mengangkat tandunya dan pergi meninggalkan kuil kecil menuju kediamannya dan Hua, dia mengikuti tandu itu dari arah belakang dengan perasaan aneh dan bingung, karena dia merasa jika majikannya sudah banyak berubah dari keadaan dia sebelum meninggal itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN